Seorang guru harus memiliki kompetensi pedagogik antara lain memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran (Permendiknas No. 16 Tahun 2007).
Filosofi Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa seorang guru harus mampu menuntun murid sesuai dengan kodrat alam dan zamannya.
Kita tentu tak bisa menampik bahwa saat ini generasi muda bahkan usia balita sudah dekat dengan yang namanya teknologi. Oleh karena itu, seorang guru mau tidak mau juga harus belajar mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran.
Penggunaan video pembelajaran meningkat pesat pada saat pandemi. Namun, berapa lama para murid mampu menyimak video pembelajaran? Hal ini masih menjadi salah satu tantangan dalam pembelajaran daring.
Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia pada periode 2021-2022 adalah 210,03 juta jiwa. Tingkat penetrasi internet (rasio pengguna internet berbanding dengan jumlah penduduk setiap tahun) paling tinggi di kelompok usia 13-18 tahun, yakni 99,16%.
Data tersebut tentu menjadi peluang besar untuk mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran. Namun, faktanya dari tiga kelas yang saya ajar, anak-anak yang sering membuka Youtube lebih senang melihat Youtube Shorts daripada video-video pembelajaran.Â
Selain Youtube Shorts, banyak diantaranya yang suka membuka TikTok. Artinya, mereka hanya sanggup melihat video-video dengan durasi pendek sekitar 1-3 menit.
Kalau pun ada yang durasinya lama, biasanya yang ditonton adalah film favorit mereka.
Hal tersebut tentu menjadi tantangan karena video pembelajaran yang dibuat guru maupun yang ada di kanal Youtube bisa berdurasi lebih panjang.Â
Oleh karena itu, video interaktif bisa menjadi salah satu alternatif solusi dimana guru dapat menyisipkan berbagai interaksi untuk menjeda video yang durasinya panjang. Dengan demikian, murid dapat tetap fokus dan asyik menyimak video pembelajaran dengan berbagai interaksi yang tersedia.Â
Menyimak video pembelajaran kini bukan lagi sekedar play, pause dan stop. Namun murid bisa berinteraksi dengan menjawab berbagai pertanyaan yang muncul di sela-sela video. Murid bahkan bisa mendapat feedback atas setiap jawaban yang mereka pilih. Menarik, bukan?