Mohon tunggu...
Ditta Widya Utami
Ditta Widya Utami Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pembelajar

A mom, blogger, and teacher || Penulis buku Lelaki di Ladang Tebu (2020) ||

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Serunya Membuat Mikroskop Sederhana

12 Agustus 2023   21:44 Diperbarui: 18 Agustus 2023   03:45 1944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: alat-alat untuk membuat Mikroskop Sederhana. (Sumber: Pixabay/StockSnap)

Setelah murid membuat purwarupa mikroskop, saya meminta mereka untuk mengamati sel tumbuhan (bawang merah). Kemudian, dengan sampel yang sama, saya meminta murid untuk mengamati menggunakan mikroskop yang sesungguhnya.

Keseruan pun dimulai. Banyak murid yang berseru saat melihat sel-sel bawang merah melalui mikroskop. Beberapa bahkan ada yang sampai ikut berkeliling ke kelompok lain untuk melihat lagi dan lagi.

Hasil pengamatan sel bawng merah menggunakan mikroskop sederhana dan mikroskop sains (dokumen Ditta Widya Utami)
Hasil pengamatan sel bawng merah menggunakan mikroskop sederhana dan mikroskop sains (dokumen Ditta Widya Utami)

Di salah satu kelas, usai semua selesai mengamati, ada anak yang tiba-tiba membawa lumut di selokan. Tentu saja saya mengizinkan mereka untuk mengamati di bawah lensa mikroskop. Tak hanya lumut, mereka juga meminta izin pada saya untuk mengamati rambut mereka. Hehe.

Hari ini (12/08), saya melihat salah satu postingan teman pada masa PPG. Di video berdurasi 1 menit 29 detik tersebut, tampak peralatan di laboratoriumnya yang sudah canggih dan lengkap (lihat videonya di sini).

Dalam hati saya berucap, "Pasti menyenangkan belajar dengan peralatan lengkap seperti itu. Berbeda dengan kondisi sekolah saya saat ini yang masih memiliki keterbatasan dalam sarana laboratorium".

Namun, hal tersebut sekaligus menjadi motivasi tersendiri bagi saya. Bahwa keterbatasan sarana jangan sampai membuat kita (baca: guru) berhenti bergerak menciptakan pembelajaran bermakna dan menyenangkan bagi murid. 

Saya jadi teringat pada teman saya, Bu Riska yang saat ini mengajar di SMPN 2 Jalancagak, Subang. Dulu, saat kami pernah sama-sama mengajar di sekolah swasta, beliau selalu mengajak anak-anak untuk praktik dengan alat dan bahan yang mudah dicari. 

Cara beliau mengajar menyadarkan saya bahwa seorang guru tak boleh menyerah pada keadaan (dalam hal ini keterbatasan sarana untuk praktik). 

Sekali lagi, tak ada akar, rotan pun jadi. Banyak jalan menuju roma. Keterbatasan sarana tak boleh menghambat inovasi dan kreativitas dalam pembelajaran. Tetap semangat dan semoga menginspirasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun