Pernah dengar puisi Saihu, Saihula atau Saihudan? Jujur, saya sendiri baru mengetahui jenis puisi itu karena ikut Pelatihan Menulis Karya Puisi yang diadakan oleh komunitas Literasi Subang Bihari dan Berwibawa (Lisangbihwa) yang dimulai sejak 24 April 2020.
Lisangbihwa yang diketuai oleh Ibu Arum Handayani, M.Pd., menunjuk Ibu Ai Sumartini Dewi sebagai moderator dan Ibu Siti Suci Winarni sebagai pemateri. Eitss ... tenang saja, pelatihan ini diadakan secara daring.
Puisi Saihu diciptakan oleh seseorang yang tentunya memiliki wawasan keilmuan tinggi di bidang sastra dan religi. Hal ini terbukti dari materi dan karya yang penuh nuansa semesta dengan konklusi religi, selalu bermuara kepada yang di atas yaitu Allah Azza WA Jalla. Beliau adalah Bpk. Dadan Andana, M.Pd (orang Sumedang).
Sesungguhnya muara dari puisi saihu semata-mata ingin menghamba pada Allah Swt, dengan keindahan syair yang kita torehkan. Mengagungkan-Nya dengan segala kebesaran-Nya.
SAIHU / SAIHUDAN (saestuna Allah Illahuwa/saestuna ilmu itu hudan -petunjuk)
Pola Tuang Puisi SAIHU / SAIHUDAN
1) Pola
Puisi Saihu memiliki 2 pola, yaitu :
Berpola 3-4-5-6
Berpola 2-5-5-6
2). Berisi proses pengenalan dan hasil iqro
(a) pengenalan (benda misalnya langit, bumi, gunung, laut, alat, tokoh) pada larik pertama
(b) medan/kandungan makna dari kata larik pertama dan dijadikan larik kedua, (c) larik ketiga menjadi pancer /penguatan tafsiran larik pertama, (d) larik keempat peneguhan atas pemahaman dan tafsiran atas larik larik sebelumnya sebagai hasil dari iqro (pembacaan pemahaman, tindakan)
Contoh Saihu
Pola I : 3-4-5-6
SAPAAN TUHAN
1. corona -- 3 sukukata (pengenalan)
2. batas waktu -- 4 sukukata (pemaknaan)
3. ukur usia -- 5 sukukata (penguatan tafsiran)
4. Mengeja tempuhan -- 6 sukukata (peneguhan/simpulan/bismi robbika)