Mohon tunggu...
Ditsa Ayu Widya Mangesti
Ditsa Ayu Widya Mangesti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

aku adalah sebuah titik dalam suatu rangkaian kata yang kau rangkai

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menanggapi Kegagalan

7 Desember 2013   18:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:12 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1386416944151541729

Kegagalan itu apasih? Siapa itu kegagalan? Makhluk dari mana dia? Pertama di postingan perdana saya ini, saya akan memperkenalkan siapa itu kegagalan. Kegagalan merupakan makhluk yang selalu menghampiri setiap insan manusia yang terkadang membuat manusia itu sendiri berubah menjadi lebih baik namun terkadang pula malah sebaliknya. Saya akan sedikit berbagi dengan kalian tentang kisah saya beberapa hari yang lalu. Mungkin disini ada yang sudah pernah membaca kisah serupa karena kisah ini juga saya postingkan di blog (jika ingin berkunjung ke klik disini) dengan bahasa yang 'anak muda' sekali. Oke daripada berpanjang lebar saya akan memulai ceritanya. Sekiranya cerita ini terjadi pada beberapa hari yang lalu saya dan teman-teman saya dikirim ke universitas ternama di suatu kota untuk mengikuti sebuah lomba. Saya yakin pada saat saya pulang ke rumah (ke kota asal saya) saya akan memberi kabar bahagia kepada orang tua saya, dan tentu kepada sekolah. Saya yakin menang pada saat itu. Namun kalian pasti tahu bahwa yang namanya hidup itu antimainstream dan penuh kejutan. Dimana kadang kita meyakini suatu hal akan terjadi di diri kita kadang hidup membelokkannya terlebih dahulu baru kita kan merasakan apa yang kita yakini atau impikan pada saat itu suatu saat nanti, entah kapan. Ya, yang saya yakini saat itu tidak terwujud. Justru saya harus menelan kepahitan tersendiri saat tahu bahwa saat itu nama saya tidak disebut sebagai juara. Kecewa sekali saya pada saat itu. Namun saya berusaha untuk berkata pada diri saya bahwa "mungkin ini bukan rejeki saya". Dengan perkataan itu rasa kecewa dalam diri saya mulai hilang.  Tapi percaya tidak percaya hikmah yang diada-ada pada saat itu kini mulai terasa hasilnya. Yang dulu saya berkata "mungkin ini bukan rejeki saya" kini saya berkata "yang dulu bukan rejeki sekarang jadi rejeki" Memang selalu begitu, hikmah itu tidak terasa secara langsung namun nanti saat kalian sudah selesai mengalami prosesnya. Kegagalan itu seperti itu awalnya membuat orang kecewa lalu mengada-ada hikmah untuk menetralkan kekecewaan namun percayalah saat kalian mengalami prosesnya kalian akan tahu sendiri bahwa kegagalan akan membentuk kalian sebagai pribadi yang lebih baik dan tentunya pribadi yang akan kuat ketika bertemu kegagalan di selanjut hari. Jangan pernah mencoba untuk pernah berhenti belajar bersama kegagalan, meski kita tahu bahwa kegagalan itu rasanya tidak manis, melainkan pahit. selamat malam :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun