Mohon tunggu...
HARDI SANJAYA
HARDI SANJAYA Mohon Tunggu... -

Melihat, merenung, menuturkannya lalu menuliskannya agar kita tetap ada dan dikenang meski raga usai dilahap tanah

Selanjutnya

Tutup

Humor

Briptu Jualan Sandal?

5 Januari 2012   10:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:18 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Melihat hukum di negara ini memang sangat merisaukan hati sekaligus memilukan mata. Rasanya saya ingin menjadi bagian dari Sailormoon ataupun Power Rangers (menjadi rangers biru kayaknya lebih pas, soalnya yang biru lebih banyak muncul tahun ini). Itu pun seandainya ada kantong ajaib Doraemon yang bisa begini bisa begitu banyak sekali. Semua semua dapat dikabuli dengan kantong ajaib. Aku sayang sekali kue Dorayakinya.

Kesal, marah, mata merah, mencret, sesak napas dan susah tidur karena mikiri nasib orang-orang yang terkena hukuman yang tak setimpal dari perbuatan kriminalnya membuat saya tak habis berpikir. Sepertinya sangat banyak ketidakadilan di dunia ini. Apa yang harus saya lakukan. Sampai pada tulisan ini, saya merasa seperti menjadi seorang pria yang perlu menikahi Luna Maya yang ditinggal Ariel yang menikah dengan cinta pertamanya. Atau bisa juga saya merasa perlu mengambil tindakan untuk segera menikahi Ratu Felisha yang digosipkan bercerai dengan suaminya sendiri.

Apalagi saya sangat geram dan dongkol seakan-akan nelan sayur kol dlilit ekor ikan tongkol melihat seorang Briptu yang ternyata bukan temannya Briptu Norman, yakni Briptu Harahap yang mempermasalahkan tindak pencurian sandalnya ke meja hukum. Coba kalau tadi dia mengajak si anak itu ke meja makan, pasti beritanya tak jadi begini. Pasti di headline tertera, "Briptu Yang Suka Bayari Remaja Makan". Saya yakin banyak yang nge-fans sama si Briptu dan segera Kapolda menaikkan pangkatnya jadi Bripda.

Gara-gara sandal membuat emosi dan keangkuhan si Briptu menjadi tampak. Permasalahannya apa sebenarnya? Kasusnya atau sandal? Jadi timbul pertanyaan di kepala saya selayaknya jerawat yang tumbuh gemah ripah loh jinawi di wajah remaja galau. Jika kita lihat kasusnya, sangat gampang menyelesaikannya. Cukup mendekatkan keluarga masing-masing seperti perkenalan kedua keluarga bagi pasangan yang hendak kebelet nikah.

Namun bila kita teliti dari sandalnya, timbul keanehan. Apa yang ada di benaknya? Mungkinkah Briptu mau jualan sandal? Mungkinkah Briptu tak punya sandal? Mungkinkah sandal si Briptu kurang cantik? Mungkinkah briptu mau ikut tenar dan suatu hari nanti ikut indonesian Idol? Mungkinkah Andre Taulany gabung ke STINKY lagi? Saya pikir 'mungkinkah' nya itu ada pada poin pertama. Untuk 'mungkinkah' terakhir tak ada kaitannya. Perhatikan seksama!

Kalau Briptu mau jualan sandal, kenapa harus membuat sensasi. Barangkali ayahnya adalah seorang penjual sandal. Kok saya tahu? Karena dia telah mengkasuskan sandalnya ke hati si AAL.

Marilah kita berdoa dan melakukan tindakan yang bijak bila kita berhadapan dengan kasus yang menimpa si AAL. Jika kita adalah si Briptu, janganlah bersikap arogan karena kita bukan juragan sandal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun