Mohon tunggu...
HARDI SANJAYA
HARDI SANJAYA Mohon Tunggu... -

Melihat, merenung, menuturkannya lalu menuliskannya agar kita tetap ada dan dikenang meski raga usai dilahap tanah

Selanjutnya

Tutup

Humor

Stand-Up Comedy, Benarkah Komedi Orang Pintar?

6 Februari 2012   08:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:00 1854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Metro tv menjadi salah satu stasiun televisi yang menyiarkan acara Stand-Up Comedy tiap Selasa-Kamis. Acara ini memang cukup banyak menyedot mata pemirsa tanpa menggunakan sedotan atau vakum cleaner. Acara ini dianggap oleh beberapa orang yang sering manggung pada acara ini seperti: Pandji (yang kita kenal sebagai MC dan penyanyi, sayangnya dia bukan penyanyi anak-anak) dan Raditya (yang kita kenal sebagai penulis, tapi dia tak kenal saya) merupakan sebuah komedi pintar.

Tapi kalau saya lihat acara ini lebih banyak menceritakan satir sosial dan politik secara monolog. Anda tahukan monolog itu apa? Kalau tak tahu biar saya beri tahu. Monolog itu berbicara sendiri, tapi jangan samakan dengan orang gila. Memang mereka yang membawakannya (yang sering disebut-sebuti sebagai comic, tapi bukan obat batuk ataupun buku bacaan) dengan gaya yang konyol dan cenderung lucu. Saya sering tertawa karena mimik dan kata-kata lucu yang mengalir deras dari mulut mereka seperti air bah. Bahkan kalau tak lucu saya juga tertawa. Tertawa dalam ketidaklucuan. Makanya saya sering dicap gila sama orang yang nonton di sebelah.

Kalau saya lihat memang acara ini berbeda dengan acara komedi lainnya. Soalnya stasiun televisi, pengisi acaranya dan iklan-iklannya juga beda. Kepintarannya memang tampak dari berbagai cerita yang terkait satu sama lainnya. Memang ada juga ceritanya yang sama sekali tak menyambung, barangkali tak disambung pakai tali rapiah.

Setiap comic harus bisa melucu tanpa teks tulisan, semuanya bisa kita katakan tampil secara mendadak. Ternyata bukan mati saja yang mendadak. Mereka mengadopsi jenis lawakan ini dari Amerika yang jelas bukan saudaranya amerini, amerinto, ameaming, dan pok ame-ame ikan gurame makan lele.

Lawakan lain bukan pula lawakan yang bodoh karena mereka juga bisa tampil mendadak dengan kelucuan yang beragam. Bahkan pelawaknya sendiri bisa pipis dalam celana saat melawak. Untungnya dia nggak mempipiskan penontonnya yang tidak tertawa. Kita sudah tahulah siapa dia. Lucu memang tergantung. Tergantung pada siapa saja yang menonton. Tertawa bukan saja karena ada yang lucu. Contohnya orang bisa juga tertawa padahal dia tidak melihat hal-hal lucu. Seperti orang kesurupan, kuntilanak yang ada film-film juga bisa tertawa.

Bagi saya, apapun jenis lawakannya ada satu yang perlu diingat, yakni: Kalau melawak harus pakai celana, jika tidak pelawaknya bisa masuk angin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun