Sejarah merupakan pelajaran yang sangat saya gemari selain biologi khususnya bagian reproduksi manusianya. Jika sudah belajar bagian ini, maka libido saya jadi wuoke dan saya jadi konsen bagaikan terhipnotis oleh Uya Kuya. Selain pelajaran itu, semuanya jadi gelap gulita. Dan saya terkejut bagaikan memergoki Obama yang lagi makan sate sambil jongkok, kalau penemu benua Amerika bukanlah Rika, eh salah, Columbus. Namun Laksamana Cheng Ho dan Orang-orang Viking (lihat wikipedia bukan wikisidia). Cepatan bukanya, nanti wikipedianya nggak jualan lagi.
Berarti sejarah telah berdusta kepada kita. Saya merasa nggak enak sama Columbus, apa Columbus juga nggak merasa enak sama saya? Bagaimana mungkin ulasan sejarah ratusan tahun lalu, kini tengah diperdebatkan ilmuwan. Sukar untuk mempercayakan penemu Amerika. Tapi jauh lebih sukar untuk memindahkan Menara Eiffel dari Paris dan lalu diletakkan di sebelah Monas.
Sejarah seringkali membingungkan kita. Kita dihadapkan pada dua plihan; percaya atau tidak. Seandainya  ada Phone A Friend atau Ask Audience, maka akan lebih mudah memahami sejarah. Sayangnya ini bukanlah kuis Wants Tobe........Jadi kita harus Deal or No Deal. Saya pilih adil.
Menurut saya tak penting siapa penemu benua Amerika ataupun amerini, ame beti, ame-ame lainnya. Bagi saya, sesuai dengan pemahaman logika, penemu benua Amerika adalah "orang yang merasa kehilangan benua". Coba kalau tak hilang, mana mungkin benua itu dicari-cari kayak mencari Bang Toyib. Oh, barangkali Bang Toyib sendiri yang menemukannya. Cepat beri tahu anak-istrinya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H