Jumlah penduduk merupakan indikator penting dalam suatu negara. Para ahli ekonomi, yang dikemukakan oleh Adam Smith melihat bahwa jumlah penduduk merupakan input potensial yang dapat digunakan sebagai faktor produksi untuk meningkatkan output rumah tangga suatu perusahaan (Purba, 2018).
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang terdiri dari 17.504 pulau dan terdiri dari 34 provinsi. Indonesia menempati peringkat ke empat di dunia sebagai negara dengan laju pertumbuhan penduduk terbanyak setelah negara China, India, dan Amerika (Sari, dkk: 2020). Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020 yakni sebanyak 270.203.917 jiwa. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir (2010-2020) laju pertumbuhan penduduk di Indonesia sebesar 1,25% pertahun (Badan Pusat Statistik, 2020).
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menimbulkan masalah serius jika tidak segera ditangani, pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan mengakibatkan kurangnya kesejahteraan keluarga dan masyrakat (Sari, dkk: 2020). Hal ini karena semakin banyak penduduk maka semakin banyak pula lapangan pekerjaan yang diperlukan serta akan mengakibatkan kurang efektifnya pelayanan publik. Selain itu, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat mempengaruhi sumber daya alam, karena semakin banyak penduduk maka semakin banyak pula kebutuhan yang harus terpenuhi, seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan. Dengan demikian, meningkatnya jumlah penduduk dapat menyebabkan perubahan sumber daya alam yang sangat cepat serta menimbulkan kesenjangan dalam masyarakat.
Untuk mengatasi lonjakan penduduk, pemerintah Indonesia telah membuat program keluarga berencana atau yang biasa kita kenal dengan istilah "KB" yang dinaungi oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program Keluarga Berencana merupakan upaya untuk mengatur jumlah kelahiran serta mengatur jarak kehamilan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas dan sejahtera. Program keluarga berencana ini berupaya untuk menekan lonjakan jumlah penduduk di Indonesia, serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak (Merrynce, 2013). Program keluarga berencana dipandang mampu untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk. Program keluarga berencana ini dilakukan dengan beragam cara, diantaranya penundaan pernikahan usia dini, serta penggunaan alat kontrasepsi.
Berdasarkan data dari Kader Keluarga Berencana Anggrek Biru RW 12 (2022) jumlah penduduk di Desa Cibiru hilir RW 12 berjumlah 470 keluarga, dengan jumlah pasangan usia subur sebanyak 83 jiwa. Masyarakat yang mengikuti program keluarga berencana berjumlah 188 jiwa, sedangkan pasangan usia subur yang tidak mengikuti program KB berjumlah 49 jiwa. Dari data tersebut terlihat bahwa tingkat kesadaran masyarakat RW 12 Desa Cibiru hilir untuk mengikuti program keluarga sudah berjalan cukup baik, karena mayoritas pasangan usia subur di RW 12 Desa Cibiru hilir telah mengikuti program keluarga berencana.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan suatu kajian dengan mengambil judul "Efektivitas Program Keluarga Berencana Untuk Mengurangi Kepadatan Penduduk Di Desa Cibiru Hilir Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung".
RUMUSAN MASALAH
- Apakah program keluarga berencana efektif dalam mengurangi kepadatan penduduk?
- Bagaimana progres program keluarga berencana di Desa Cibiru hilir?
- Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat Desa cibiru hilir dalam mengikuti kegiatan Keluarga Berencana?
- Bagaimana cara meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan program Keluarga Berencana?
- Apa saja faktor penghambat pelaksanaan program keluarga berencana di Desa Cibiru hilir?
TUJUAN PENELITIAN
- Mengetahui efektivitas program keluarga berencana dalam mengurangi kepadatan penduduk di desa Cibiru hilir RW 12
- Mengetahui progres program keluarga berencana di desa Cibiru hilir RW 12
- Mengetahui Tingkat kesadaran masyarakat di desa Cibiru hilir dalam mengikuti program Keluarga Berencana
- Mengetahui bagaimana cara meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengikuti program keluarga berencana.
- Mengetahui apa saja faktor penghambat pelaksanaan program keluarga berencana di desa Cibiru Hilir
METODE PENELITIAN
      Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu "Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif dari subjek yang diteliti" (Kasiram, 2010: 175).
      Data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa transikripsi wawancara dan analisis data. Teknik sample yang digunakan adalah Random Sampling, dimana peneliti mengambil anggota sampel secara acak dari populasi subjek penelitian, tanpa memperhatikan strata dalam populasi subjek penelitian, tanpa memperhatikan strata dalam populasi tersebut (Sugiono, 2017).