Jagung  ( Zea  mays  L.)  sangat diniminati oleh masyarakat dunia. Saat ini kebutuhan  jagung  dunia  mencapai  770 juta  ton/tahun,  dengan  42%  diantaranya merupakan   kebutuhan   masyarakat   di benua   Amerika. Di Indonesia,   jagung   menjadi   komoditas penting   karena   merupakan   tanaman pangan alternative setelah jagung.Â
Bahkan di  beberapa  daerah  di  Indonesia  jagung telah  menjadi  bahan  pangan  utama,  selain itu  jagung  juga  telah  banyak  digunakan untuk bahan pakan ternak dan industri.
Namun, dalam proses budidayanya terdapat permasalahan seperti  cara  penanaman  benih  jagung  itu sendiri. Sebenarnya sudah dibuat teknologi-teknologi modern yang ditujukan  untuk  membantu  para  petani jagung  dalam  proses  penanaman  benih jagung,   namun,   pada   pelaksanaannya teknologi  modern  yang  telah  dibuat  tidak digunakan oleh   petani   karena   terjadi ketidaksesuaian  budaya  pertanian  petani itu  sendiri,  selain  itu  biaya  operasi  yangmahal  menyebabkan  para  petani  urung niat   menggunakan   alattanam   yang sebenarnya   dapat   meningkatkan   hasil penanaman  atau  kapasitas  kerja.
Bonggol jagung yang selama ini dipandang sebelah, karena dianggap sampah ternyata bisa menghasilkan nilai jual dan seni yang tinggi dan bisa dikreasikan menjadi produk seni yang tak kalah inovatif dari seni lainnya seperti kayu. Bonggol jagung juga bisa diubah menjadi kursi, lampu tidur, lampion, tatakan gelas, tempat tishu, miniatur bangunan, dan bahkan lukisan.Â
Untuk produk lampu dijual mulai Rp. 150.000 sementara cermin Rp.250.000 dan pengerjaan nya tergantung pada tingkat kesulitan dan banyak nya pesanan dalam menjalankan usaha ini memang tidak mudah diawal-awal tetapi si pengrajin tidak putus asa, untuk pemesanan biasanya orang yang pesan datang kerumah produksi untuk produk yang diinginkan biasanya orang yang pesan langsung lebih tertarik untuk melihat cara pembuatan.
Demikian artikel ini saya sampaikan, apabila terdapat kata yang tidak berkenan mohon dimaafkan dan saya ucapkan terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H