Orang lain tidak tahu keadaan diri kita, jadi jangan pernah menilai atau memandang sebelah mata. Kita hanya melihat luarnya saja, tetapi tidak tahu apa yang sedang terjadi dalam kehidupan mereka.
Setiap orang memandang pengangguran dengan cara yang berbeda. Sebagian orang menganggapnya sebagai hal yang memalukan dan tanda kegagalan. Namun, bagi Tino, keadaan ini justru memberi kesempatan untuk beristirahat dan merenung sejenak. Di balik hari-hari tanpa pekerjaan, ada banyak pikiran dan pertanyaan yang terus mengganggu. Apakah dunia ini benar-benar sekejam itu? Apakah ada yang lebih dari sekadar usaha keras untuk mendapatkan pekerjaan?
Setiap pagi, Tino bangun dan merasakan kesepian yang semakin terasa sejak lulus kuliah. Ia berjalan pelan menuju ruang tamu, tempat di mana ia duduk dan merenung. Dalam keheningan itu, ia menyadari sesuatu yang penting—di balik status pengangguran yang sering dianggap rendah oleh masyarakat, ada perjalanan panjang yang telah ia tempuh. Sebuah perjuangan yang sangat nyata, meskipun tidak terlihat oleh mata orang lain.
Ibu menghampiri Tino yang sedang duduk melamun. "Jangan terlalu keras pada diri sendiri, Tino," sambil menyentuh bahu dan mengelus kepalanya. "Setiap orang memiliki waktunya sendiri. Jangan takut, pasti akan ada jalan untukmu. Dan kamu tahu, kamu sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menuntaskan studi pendidikanmu."
Ayahnya yang baru saja selesai lari pagi mendengar percakapan itu. "Tino, kamu sudah belajar banyak sekali. Yang penting sekarang, jangan bersedih hati, dan teruslah mencari. Percayalah, kamu akan menemukan jalan keluar."
Ibu menambahkan, "Iya, Tino. Kami sebagai orang tua akan selalu mendukungmu. Kami tidak akan menuntutmu menjadi anak sesuai dengan kemauan kami."
Tino tersenyum tipis. "Terima kasih ya, Pak, Bu. Maaf kalau jadi mengganggu waktu kalian."
Ayah dan Ibu Tino serempak berkata, "Tidak apa-apa, Tino. Kami sebagai orang tua akan selalu mendukung dan menyayangi anak-anak kami."
Selama kuliah, Tino bukanlah mahasiswa biasa. Ia mengambil jurusan Teknik Informatika, sebuah jurusan yang dikenal penuh dengan tantangan. Meski jurusannya sulit, Tino selalu berhasil menunjukkan kemampuan luar biasa, baik dalam akademis maupun di luar kelas. Ia berhasil mengalahkan banyak pesaing dan meraih berbagai prestasi, terutama dalam lomba-lomba coding yang ia ikuti. Ia pernah menjuarai sebuah kompetisi pemrograman tingkat nasional, sebuah prestasi yang membawa kebanggaan bagi dirinya dan keluarganya. Selain itu, penghargaan sebagai Mahasiswa Berprestasi (Mapres) di kampus menjadi bukti kerja keras dan dedikasinya.