Mohon tunggu...
Dr.Dito Anurogo
Dr.Dito Anurogo Mohon Tunggu... profesional -

Dr. Dito Anurogo, dokter online, penemu Hematopsikiatri, penulis buku dan ebook, pecinta budaya-sastra-seni-filsafat, yang pernah aktif di FLP (Forum Lingkar Pena) Semarang dan Member of IFMSA (International Federation of Medical Students' Associations). Prestasinya: pernah menjadi satu-satunya delegasi Indonesia untuk INTERNATIONAL TRAINING EXCHANGE PROGRAMME di Hungaria, satu-satunya Delegasi Indonesia untuk riset di Italia. Tulisannya menghiasi rubrik Kesehatan Suara Merdeka. Pernah juga menjadi Nominator Lomba Penulisan Esai Ilmiah Populer Harun Yahya International Award 2003. Delegasi SMU Negeri 1 Semarang dalam Olimpiade Matematika tingkat Internasional. Adapun sebagian karyanya: Pelangi Jiwa, Hematopsikiatri: Hubungan Golongan Darah dengan Depresi, Burung Jiwa, dsb. Dapat dihubungi via email: ditoanurogo(at)gmail(dot)com.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menguak Misteri Penyakit Alergi Obat

27 Juni 2011   08:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:08 2325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penyakit karena alergi obat di dalam bahasa medis dikenal sebagai sindrom Stevens-Johnson (SSJ). Penyakit yang pertama kali dikenal pada tahun 1922 ini memiliki banyak istilah, antara lain: ektodermosis erosiva pluriorifisialis, eritema multiformis tipe Hebra, eritema bulosa maligna, sindrom muko-kutaneo-okular, minor form of TEN (toxic epidermal necrolysis), sindrom de Friessinger-Rendu, eritema poliform bulosa. Insiden (angka kejadian) SSJ terjadi pada 1–10 per 1.000.000 orang setiap tahunnya.

Penyebab

Secara umum, penyebab SSJ adalah alergi obat, infeksi, keganasan, dan belum diketahui (idiopathic).

Beberapa golongan obat atau zat penyebab SSJ antara lain: golongan antibiotik, seperti: penicillin dan sulfa. Golongan anticonvulsant (antikejang), misalnya: asam valproat, barbiturat, carbamazepine, lamotrigine, oxcarbazepine, phenytoin. Obat-obat anti-inflamasi nonsteroid. Golongan antidepresan seperti mirtazapine. Antagonis TNF-alpha seperti: infliximab, etanercept, dan adalimumab. Obat anti-gout, seperti: allopurinol. Golongan cyclooxygenase-2 (COX-2) inhibitor, seperti: valdecoxib. Kasus SSJ juga dilaporkan pada penderita HIV yang diterapi dengan nevirapine. Obat-obat lain yang juga mencetuskan SSJ antara lain: ciprofloxacin, modafinil, phenytoin, penicillin.

Infeksi virus yang berkaitan dengan SSJ antara lain: herpes simplex virus (HSV), AIDS, infeksi virus coxsackie, influenza, hepatitis, mumps (gondong), dan variola (cacar). Infeksi virus Epstein-Barr dan enterovirus seringkali teridentifikasi pada anak-anak. Penyebab lain yaitu infeksi bakteri. Berbagai bakteri penyebab SSJ antara lain: group A beta streptococci, difteri, Brucellosis, mycobacteria, Mycoplasma pneumoniae, tularemia, dan tifoid. Infeksi jamur yang juga dapat menyebabkan SSJ, antara lain: coccidioidomycosis, dermatophytosis, dan histoplasmosis. Infeksi protozoa yang menyebabkan SSJ misalnya: malaria dan trichomoniasis.

Berbagai keganasan seperti kanker (carcinoma) dan kanker kelenjar getah bening (lymphoma) juga berkaitan dengan SSJ. Sedangkan 25-50% kasus SSJ penyebabnya belum diketahui (idiopathic).

Gambaran Klinis

Gambaran klinis SSJ dapat diawali demam, tak enak badan (malaise), nyeri sendi (arthralgia), nyeri otot (myalgia/myodynia), sakit kepala, batuk berdahak, terkadang disertai muntah, diare, disertai infeksi saluran nafas atas yang nonspesifik. Keterlibatan membran mukus dan/atau mulut menunjukkan bahwa penderita tidak dapat makan dan minum. Seringkali telapak tangan atau kaki melepuh. Intinya dijumpai kelainan di kulit,selaput lendir orifisium (misalnya di mukosa mulut, hidung, lubang kelamin, anus), dan mata.

Solusi

Hingga saat ini, belum ada obat spesifik untuk SSJ. Kompres saline atau Burow solution untuk menutupi kulit yang terbuka. Alternatif lain untuk kulit adalah calamine lotion. Beberapa ahli meresepkan cyclophosphamide, plasmapheresis, hemodialysis, ciclosporin. Lakukan pencegahan tetanus. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dengan pemberian cairan intravena, misal: infus glukosa 5% dan Larutan Darrow. Untuk mengatasi gatal, dokter akan meresepkan obat golongan histamin seperti feniramin hidrogen maleat, setirizin, difenhidramin hidrokloride.

Pemilihan antibiotik tergantung infeksinya. Bila terjadi infeksi sekunder, dokter akan memberikan klindamisin. Penggunaan kortikosteroid sistemik masih kontroversial karena dosis tinggi dapat meningkatkan prevalensi komplikasi, angka morbiditas dan mortalitas (angka kematian), sehingga banyak ahli percaya bahwa penggunaan kortikosteroid merupakan kontraindikasi. Human intravenous immunoglobulin dapat digunakan untuk perawatan dan pencegahan.

SSJ dapat dicegah dengan cara berhati-hati di dalam mengkonsumsi jamu, obat, memakai obat secara rasional, tepat dosis, dan tepat indikasi. Segeralah berkonsultasi bila ada tanda-tanda alergi setelah diberi obat oleh dokter.

Umumnya kasus SSJ dapat sembuh dalam waktu 2-3 minggu. Kematian dapat terjadi pada 5-15% kasus SSJ berat yang disertai komplikasi, terlambat berobat, atau tidak selesai dalam masa pengobatan.

dr. Dito Anurogo

Dokter di Keluarga Sehat Hospital, JL. P. Sudirman No. 9 Margorejo Pati Jawa Tengah.

Sumber Gambar:

stevenjohnsonsyndromedrbella.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun