Mohon tunggu...
Ditha S
Ditha S Mohon Tunggu... -

PNS Pemda Kabupaten Bogor

Selanjutnya

Tutup

Healthy

SDM KESEHATAN! SCREENIING “JUPE”

1 November 2014   04:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:59 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kasian yah JUPE”, kalimat itu terlontar ketika ibu-ibu arisan sekolah anak TK tempat anak saya belajar. Prihatin terhadap derita JUPE bukan berarti menyetujui apa yang sering JUPE lakukan, namun prihatin ini menunjukkan rasa kekhawatiran yang mendalam terhadap permasalahan yang menghantui sebagian besar wanita. Berita JUPE yang terkena Kanker Serviks stadium 2 A sudah tersebar luas. Wanita manapun akan shok bila dirinya divonis oleh dokter terkena penyakit berbahaya ini.Menurut Dr. Robert Hunan Purwaka, SpOG ,Kanker adalah penyakit di mana terjadi pertumbuhan jaringan yang tidak normal. Ketika kanker mulai tumbuh di leher rahim, yang disebut juga sebagai serviks, maka kanker tersebut disebut sebagai kanker serviks. Serviks adalah bagian rahim yang paling bawah, berbentuk memanjang dan sempit, serta menghubungkan liang sanggama (vagina) dengan bagian atas rahim. Rahim atau uterus merupakan lokasi di mana bayi tumbuh ketika seorang wanita hamil. Kanker serviks merupakan jenis kanker pada wanita yang paling mudah untuk dicegah dengan pemeriksaan skrining rutin dan pemeriksaan lanjutan. Penyakit ini juga sangat baik tingkat penyembuhannya bila dapat ditemukan dan ditangani secara dini.http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2014/10/27/jupe-saya-terkena-kanker-serviks-stadium-2a-687903.html

Sebenarnya kanker inimengalami fase lesi pra kanker, mikro invasi, stadium 1A, 1B, 2Adan fase selanjutnya. Dan sebenarnya dapat diketahui sedini mungkin dengan berbagai macam pemeriksaan antara lain dengan melakukan vaksinasi HPV, karena vaksinasi ini melindungi tubuh terhadap jenis HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks, vagina dan vulva. Vaksinasi ini diperuntukkan bagi tiga kelompok pasien. Vaksin ini direkomendasikan untuk 11 dan 12 tahun gadis. Hal ini juga dianjurkan untuk anak perempuan dan wanita berusia 13 sampai 26 yang tidak mendapatkan salah satu atau semua tembakan ketika mereka masih muda, Pap-smear secara rutin setahun sekali pada wanita usia 25 – 60 tahun, jangan merokok dan batasi partner hubungan seksual.

Pemeriksaan awal lainnya adalah skrining yang merupakan cara untuk mengetahui secara dini.Peraturan Mentri Kesehatan No 28 tahun 2014 menyatakan bahwa pelayanan skrining kesehatan tertentu dapat dilakukan merupakan pelayanan non kapitasi yang dilakukan sesuai dengan peraturan perundang – undangan, diantaranya pemeriksaan Ca- cervix.

Kasus JUPE ini merupakan contoh kecil dari banyaknya wanita yang terkena kanker serviks. Kanker serviks yang diderita JUPE tergolong masih stadium dini, namun cukup dipertanyakan bagaimana dokter JUPE yang saat itu memeriksa? Apakah sebenarnya sudah diketahui sejak stadium1 tetapi JUPE mengabaikannya atau sebenarnya dokter kurang cermat dalam menilai stadium kanker JUPE.

Terlepas dari sosok JUPE, sudah menjadi kewajiban SDM Kesehatan untuk tetap menjalankan tugasnya yaitu berupa Promosi Kesehatan dengan menyarankan untuk pola hidup sehat salah satunya adalah skrining. Kurangnya informasi dan sosialisasitentangpenyakit ini kemungkinan salah satu penyebabnya adalah jumlah SDM yang khusus menangani promosi kesehatan di Indonesia masih belum maksimal.Tenaga SDM kesehatan untuk memberikan penyuluhanmasih terasa kurang bisa dibandingkan denganluas wilayah Indonesia yang begitu luasnya. Menurut Rifaskes tahun 2011, persentase jumlah tenaga promkes di Indonesia hanya 1,2% dari total tenaga kesehatan di Indonesia, jadi bagaimana bisa masyarakat Indonesia mendapatkan berbagai informasi sehingga dapat mencegah danterhindar dari penyakit berbahaya seperti JUPE bila tenaga SDM kesehatan sebagai penyuluh kesehatan belum terpenuhi?Tidak hanya penyuluh kesehatan yang perlu ditambah tenaganya, namun tenaga kesehatan lainnya juga masih perlu di perbanyak terutama di daerah terpencil.

Ok, masalah skrining memang tidak juga kita langsung mengkaitkan pada SDM Promosi Kesehatan semata. Ada hal lain yang masih menjadi permasalahan yaitu kompetensi tenaga medis baik dokter, perawat maupun bidan. Ketika masyarakat diberikan pemahaman yang luas mengenai pentingnya skrining, haruslah seiring dengan kesiapan SDM Medis dan sarana prasana untuk skrening itu sendiri. Ketika JUPE sendiri bercerita bahwa dia memeriksakan penyakitnya di Singapura, menjadi pertanyaan didalam benak saya, Mengapa artis setenar JUPE lebih memilih pengobatan di luar negeri dibandingkan dengan pengobatan di negeri sendiri? Apakah kompetensi SDM kesehatan di pertanyakan?Ataukah sarana dan prasarana di RS siangapura lebih canggih dengan teknologi yang tinggi?

Padahal kalau JUPE tahu, atau sebenarnya sudah tahu..bahwa Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menjelaskan pada Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan yang dikeluarkan olehBPJS tahun 2014 tentangskrining terhadap kanker sebenarnya bisa dilakukan dengan pembiayaan melalui BPJS baik bagi Penerima Bantuan Iur (PBI) maupun peserta mandiri sekali dalam setahun.Pelayanan skrining kesehatan untuk penyakit kanker leher rahim dan kanker payudara dilakukan sesuai dengan indikasi medis. Maka tulisan ini sekalian memberikan informasi kepada seluruh masyarakat bahwa apabila ingin skrining, JKN siap melayani.

ALUR SKRINING BAGI DETEKSI DINI PENDERITA KANKER LEHER RAHIM :

1. Peserta BPJS memeriksakan /deteksi dini diawali dengan deteksi IVA ke faskes tk pertama ( puskesmas/ FKTP)

atau melakukan Papsmear di faskesm tk lanjutan /Rumah sakit.

2. Bila hasil skreening terdapat sel kanker, maka peserta BPJS melakukan terapi krio dan pengobatan lanjutan

3. bila tidak terdeteksi adanya sel kanker maka dilakukan edukasi pemeliharaan kesehatan mandiri


Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun