Setiap individu tentu mendambakan hal yang istimewa dalam hidupnya, bisa berkuliah adalah salah satu hal yang membanggakan. Dari yang asalnya siswa beralih menyandang gelar mahasiswa. Mahasiswa yang digadang-gadang merupakan ujung tonggak perubahan, yang kaya akan berbagai ide cemerlang, memiliki kreativitas lintas imaji sehingga diharapkan mampu berinovasi, apalagi jika diwadahi oleh kampus yang mumpuni.
UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) merupakan salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia. Bahkan tak hanya itu saja, kampus dengan jargon 'Muda Mendunia' 'Unggul dan Islami' ini, di tengah masa pandemi Covid-19 telah berhasil meraih beragam prestasi berskala internasional. Berdasarkan data QS World University Rankings menyatakan UMY masuk ke dalam kategori 451-500 universitas terbaik di Asia.
Dengan menjadi salah satu mahasiswa di kampus ternama ini tentu mempunyai daya tarik terserdiri. Banyak hal- hal yang ditemui, pengalaman menarik datang bertubi-tubi sehingga semakin membuat saya percaya diri.
Diawali dengan beasiswa jalur prestasi saya bisa masuk kuliah di kampus ini. Kampus UMY yang selalu berusaha membuat gebrakan baru.  Saat kampus lain kocar-kacir kewalahan dalam melakukan pembelajaran saat pandemi, UMY seakan sudah pasang badan. Kampus UMY telah menyiapkan dan mengimplementasikan  aplikasi Myklass demi menuju Cyber Univeristy. Aplikasi ini sudah  diterapkan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sejak tahun 2016.  Aplikasi dengan sistem pembelajaran e-learning yang berbasis moodle (Modular Object -- Oriented Learning Environment ) yang memiliki fitur yang lengkap untuk menunjang pembelajaran  yang dapat diakses melalui situs mykls.umy.ac.id. Hingga kini aplikasi Myklass yang semakin dikembangkan masih menjadi aplikasi yang dibanggakan, saya sebagai mahasiswa tentu merasa sangat terbantu.
Di tengah masa pandemi ini juga UMY terus bereksplorasi, UMY menyelenggarakan blended learning, yaitu kombinasi antara kuliah secara daring dan luring. Hal tersebut disambut baik oleh semua mahasiswa. Meski terbatas dan harus melalui protokol kesehatan yang ketat saya juga bisa mengikuti pembelajaran tatap muka yang sudah saya rindukan sejak lama.
Perlu diketahui juga, UMY terus berkomitmen serta berupaya memperkuat kolaborasi riset dalam dan luar negeri. Bahkan beberapa bulan yang lalu saya dan teman- teman berhasil publikasi jurnal di jurnal audiens. Artikel penelitian tersebut ditulis dan  merupakan luaran dari mata kuliah Kajian Kritis Iklan dan Manajemen Media Penyiaran, dengan dosen penanggungjawabnya Dr. Fajar Junaedi. Jurnal audiens juga merupakan jurnal mahasiswa yang menjadi media untuk publikasi karya dari mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY, tapi juga untuk mahasiswa umum dari dalam hingga luar negeri. Tak hanya pengalaman yang luar biasa  yang bisa kami dapatkan, UMY juga sangat memfasilitasi dan mengapresiasi setiap mahasiswa yang telah berprestasi di bidang akademik maupun non akademik. Terbukti dengan kami bisa claim prestasi di LPKA dan di prodi masing-masing, kita  mendapatkan reward uang 2x lipat.
Semua keberhasilan mahasiswa di kampus UMY tentunya tak lepas dari dukungan dosen-dosen terkait. Beruntung sekali saya bisa bertemu dengan dosen-dosen yang unggul, ramah, dan memanusiakan setiap mahasiswanya. Berawal dari menjadi koordinator kelas akhirnya saya pun bisa dengan sangat mudah mendapatkan informasi dan tawaran- tawaran menarik lainnya. Dari mulai informasi MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) hingga saya dinyatakan lolos (output SK dan publikasi artikel di jurnal ASPIKOM seluruh Indonesia). Â Tak hanya itu, saya pun diajak untuk terlibat pada hibah penelitian dosen oleh dosen-dosen Ilmu Komunikasi UMY. Hal tersebut sungguh menjadi motivasi yang luar biasa. Malah kabar hangat yang menjadi pemicu saya untuk terus bergerak dan semakin ingin menambah wawasan saya dalam bidang riset adalah salah satu dosen saya mengajak workshop dan mensupport untuk publikasi jurnal bereputasi Internasional. Semua hal tadi seakan manakis keras steorotip jelek terhadap dosen yang berkembang di kalangan mahasiswa. "Siapa bilang dosen itu menyeramkan?"
Pengalaman kuliah setiap orang tentu berbeda, porsi bahagia dan menyenangkannya pun jelas berbeda juga. Betapa bahagianya saya dinyatakan lolos seleksi KKN Mandiri di Bilokpetung, Lombok. Meski semua butuh proses yang panjang, dari mulai test administrasi, pengumpulan essay dengan minimal 500 kata sesuai divisi yang dipilih, hingga melalui tahap wawancara. Setelah lolos seleksi pun bersama satu tim kita siapkan program kerja, mencari dana hingga kami sepakat untuk awul-awul (berjualan baju bekas layak pakai) dan danusan (jualan makanan produksi sendiri) setiap week end dan libur kuliah. Mungkin agak sedikit berbeda dengan kampus-kampus lainnya, model KKN di UMY adalah KKN Tematik, yaitu KKN yang dilaksanakan dengan tema-tema khusus yang didasarkan pada potensi, dan permasalahan aktual yang ada di lokasi KKN. Dengan mematuhi skema yang ditetapkan tentunya setiap mahasiswa punya kesempatan untuk memilih salah satunya, diantaranya : Â KKN reguler, KKN persyarikatan, KKN kerjasama pemerintah, KKN mandiri atau bahkan KKN internasional.
Pengalaman adalah guru terbaik bagi saya. Saya bersyukur menjadi salah satu mahasiswa di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Mari kita gali potensi kita untuk mengembangkan kemampuan kita. Nikmati setiap prosesnya! Temukan cerita menarik di baliknya. Mau kuliah kalian lebih menarik lagi? Yuk kuliah di UMY
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H