Mohon tunggu...
Ditdit Nugeraha Utama
Ditdit Nugeraha Utama Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Educationalists, lecturer, IS researcher, writer, proofreader, reviewer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Demi Masa, Sebuah Renungan Diri

7 Juli 2015   03:53 Diperbarui: 7 Juli 2015   03:58 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Demi masa. Ayo kita kembali merenung, merenungi akan segala hal yang terhampar dan dihamparkanNYA. Merenungi akan setiap causal-effect dari perputaran kesetimbangan bumi dan jagat raya ini. Merenungi akan semua sajian film yang memang diperuntukkan bagi kita, untuk dapat kita baca. Sekecil apa pun itu, seluas apa pun itu, seharusnya kita – manusia – mampu untuk mendapat ibrah dan pelajaran dari setiap frame-cerita-berjalan-nya.

Demi masa. Berapa kali kita pernah diselamatkan oleh sebuah detik, saved by the bell, seperti itu kita menyebutnya. Hanya karena sepersekian detik, kita terselamatkan dari kecelakaan maut. Hanya karena sepersekian detik, kita dapat berangkat dengan kereta terakhir. Hanya karena sepersekian detik, seseorang mampu mengubah cerita sejarah dunia. Hanya karena sepersekian detik... Karena, satu detik saja, itu – tentulah – bukan sekedar hanya...

Demi masa. Jangan pernah kita abaikan waktu berlalu begitu saja. Waktu yang dengan sombongnya terus berjalan, tanpa sedikit pun memedulikan kita. Waktu yang dengan gagahnya terus bergerak, tanpa sedikit pun memerhatikan kita. Bahkan waktu yang dengan angkuhnya terus berlari, tanpa mau untuk kembali. Waktu yang satu detik telah berlalu tadi, tidak mungkin dapat kita kembalikan, walau kita membayar sebanyak apa pun itu. Waktu yang satu detik telah berlalu tadi, adalah guratan takdirNYA, tanpa kita mampu untuk mengubahnya.

Demi masa. Jadi, perbaiki – terus – kualitas berkehidupan kita, dimana waktu sebagai salah satu konstrainnya. Rencanakan apa yang akan kita perbuat, dimana waktu sebagai salah satu konstrainnya. Perhatikan dan evaluasi kembali apa yang telah, sedang, dan akan kita lakukan, dimana waktu sebagai salah satu konstrainnya. Jangan sampai penyesalan terjadi, karena satu detik yang telah berlalu tadi, ternyata adalah takdir atas batas usia kita...

Demi masa. Janganlah menjadi manusia-manusia yang merugi. Berusahalah – semampu kita bisa – untuk tidak menjadi manusia-manusia yang merugi. Walau pun – sesungguhnya – manusia itu ada di dalam kerugian yang nýata... [dnu]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun