Mohon tunggu...
Ditdit Nugeraha Utama
Ditdit Nugeraha Utama Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Educationalists, lecturer, IS researcher, writer, proofreader, reviewer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Memberi dan Berbagi, Sebuah Keniscayaan

14 April 2015   21:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:06 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari kita renungi alam tersaji. Tidak ada satu hal pun di dunia ini yang tidak memberi dan berbagi manfaat bajik bagi hal yang lainnya. Manfaat yang tertata dan terintegrasi dengan sangat rapi dan setimbang, merupakan sebuah keniscayaan. Tidak membutuhkan logika tingkat tinggi, tidak membutuhkan kajian yang sangat dalam, dan hanya membutuhkan kejernihan akal sederhana saja, agar keniscayaan yang satu ini dapat dimengerti.

Pohon tidak perlu akal untuk memberi dan berbagi berjuta-juta kubik oksigen per harinya, untuk kehidupan makhluk lainnya. Matahari tidak membutuhkan gelar apa-apa untuk memberi dan berbagi berjuta-juta watt cahayanya, demi keberlangsungan kehidupan dunia. Air pun demikian, tidak pernah sekolah – hanya – untuk dapat memberi dan berbagi berjuta-juta manfaat bajik, agar beberlangsungan kehidupan makhluk hidup terus berjalan. Mereka semua memberi dan berbagi apa yang mereka mampu beri, sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. Itu semua – sangat jelas – adalah merupakan sebuah keniscayaan, sebuah keniscayaan yang tersaji oleh alam.

Lantas, apa yang terjadi dengan kita? Mengapa dengan kita? Jangankan memberi dan berbagi berjuta-juta manfaat bajik, untuk tidak memberi dan berbagi sebuah nilai buruk saja – kadang – sangat sulit untuk kita perbuat. Dimana akal kita disimpan? Kemana gelar yang sudah kita miliki itu? Ada dimana pengalaman menuntut ilmu sampai ke negeri Cina selama bertahun-tahun tersebut? Seharusnya, dengan akal, gelar dan pengalaman menuntut ilmu tersebut, hari demi harinya, kita semua menjadi manusia yang – sangat – banyak untuk dapat memberi dan berbagi manfaat bajik bagi dunia. Bahkan bukan hanya itu, seharusnya, dengan akal, gelar dan ilmu yang kita miliki tersebut, kita bukan hanya mampu untuk memberi dan berbagi tanpa skema dan skenario; namun – seyogyanya – kita sangat mampu untuk dapat berencana dan berskenario dengan sangat teliti dan ber-grand-design dalam rangka memberi dan berbagi sebesar-besarnya manfaat – sesuai dengan kapasitas akal, gelar dan ilmu kita – bagi keberlangsungan hidupdan berkehidupan dunia ini... [dnu]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun