Mohon tunggu...
Ditdit Nugeraha Utama
Ditdit Nugeraha Utama Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Educationalists, lecturer, IS researcher, writer, proofreader, reviewer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Contoh Benar, Nah ini Baru Penting (Nasihat bagi Institusi Pendidikan Sejati)

10 Maret 2014   12:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:06 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Melanjutkan tulisan terdahulu di kompasiana edisi minggu lalu, mengenai nasihat bagi para penuntut ilmu sejati; disini dan saat ini, saya ingin mencoba untuk memberi masukan dan rembuk saran pada sisi institusi pendidikannya, sekolah atau pun kampus; dalam menjalankan perannya sebagai bagian terpenting dari sistem pendidikan, sebagai sebuah institusi pendidikan sejati. Tentu, dengan harapan, sistem pendidikan di Indonesia akan berjalan pada track-nya. ‘Contoh benar’, itu kata kunci yang ingin saya kupas kali ini. Pendidikan tanpa ‘contoh benar’, hanyalah sebuah retorika belaka tanpa aksi nyata, membahana di mulut tanpa tindak. Pendidikan tanpa ‘contoh benar’, seperti mengukir di atas air, sangat sulit dan juga tanpa gores. Pendidikan tanpa ‘contoh benar’, hanyalah akan memperluas gap antara teori dan praktek, terbang tinggi tanpa pernah berpijak. Pendidikan tanpa ‘contoh benar’, seperti sebuah nasihat yang masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan, sangat mudah lenyap dan hilang tanpa bekas.

‘Contoh benar’, pada sistem pendidikan, merupakan modal besar, baik di level operasional maupun strategis. ‘Contoh benar’, pada sistem pendidikan, laksana roh yang tidak akan pernah mati dalam mengemban amanah penting pendidikan. ‘Contoh benar’, pada sistem pendidikan, menjadi senjata yang sangat ampuh ketika generasi penerus terasa semakin terpuruk. Sekolah dan kampus adalah pihak dan bagian dari sistem pendidikan yang memiliki kapasitas mumpuni dan tanggung jawab tinggi untuk merealisasikan aksi ‘contoh benar’ tersebut. Aksi sebuah ‘contoh’, seperti sesuatu yang terjelaskan oleh puluhan definisi, ratusan kalimat dan ribuan kata. Setelah itu, selanjutnya biarkanlah teori hanya sebagai pemanis dan skema apik yang akan tersimpan rapi di alam bawah sadar setiap peserta didik. Karena ‘contoh’ – baik itu negatif atau pun positif, baik itu benar atau salah – akan tersimpan lama di relung bawah sadar para peserta didik; dan tanpa sadar pula akan terejawantahkan pada berkehidupan harian mereka selanjutnya.

Hapuskanlah semua kebiasaan buruk plagiat, jika ingin mendidik kader bangsa yang jujur dan istikomah benar; enyahkanlah semua kebiasaan buruk telat, jika ingin menjadikan kader bangsa menjadi orang-orang yang on time, berdisiplin tinggi, menghargai waktu dan beretos kerja mumpuni; buanglah jauh-jauh kebiasaan kasak-kusuk untuk memperlancar jenjang jabatan, jika ingin anak bangsanya tumbuh menjadi orang-orang yang struggel di atas pondasi kebenaran yang kuat; tinggalkan skema pendidikan berorientasi bisnis dan hanya sekedar gugur transaksi, jika menginginkan para penerus bangsanya merupakan orang-orang yang menjunjung tinggi ilmu kebenaran; karena semua detail itu haruslah menjadi ‘contoh benar’, karena – pula – ‘contoh benar’ akan selalu teringat selama hayat masih di kandung badan, sebagai sebuah teladan yang mumpuni untuk ditiru oleh mereka, para peserta didik penerus bangsa nan besar ini.

Jadi, semua pelaku pendidikan, di lingkungan institusi pendidikan, baik guru / dosen, staf, para pemangku jabatan dan tanggung jawab, beserta semua proses manajemen dan aktivitas-aktivitas yang dilakukan; seharusnya secara formal sistematis terancang dengan sangat rapi dan terimplementasikan dengan sangat terstruktur sebagai ‘contoh benar’, yang akan menjadi pemandangan harian dan film romantis yang selalu terputar tanpa henti di dasar relung otak besar para peserta didik.

Maka dari itu, ‘contoh benar’ menjadi sangat penting pada akhirnya. Maka dari itu pula, mari membangun pola dan struktur sistem pendidikan berbasis contoh benar di setiap institusi pendidikan. ‘Contoh benar’ yang seoptimal mungkin dapat ter-deliver secara formal, tersajikan secara runut, tergambarkan secara utuh dan terimplementasikan secara sistemik; bagi mereka para peserta didik. Karena ‘contoh benar’ merupakan inti pendidikan yang sangat penting, yang harus tersaji oleh sebuah institusi pendidikan. ‘Contoh benar’, nah ini baru penting...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun