Suatu hari di kala sang fajar masih malu-malu untuk menampakkan dirinya, saya sudah menyalakan perangkat ini, berniat untuk mencari informasi yang saat ini sedang in untuk saya baca demi menambah wawasan. Di saat sedang melakukan surfing di sebuah portal berita terbaik di Indonesia, mata saya terdiam sejenak pada sebuah pengumuman yang terlihat disebelah kanan portal website tersebut. Pengumuman tersebut bertuliskan diadakannya sebuah sayembara menarik yang berhadiah sebuah pengalaman yang luar biasa, yaitu datang langsung ke sebuah perusahaan pertambangan multinasional di Nusa Tenggara Barat sana. Merupakan kebanggan yang tiada tara untuk saya apabila saya bisa terpilih menjadi pemenang dari sayembara tersebut, untuk itulah saya akan menuangkan apa yang ada dikepala saya seputar pertambangan di Indonesia, yang berjudul “Cerita dari Timur Indonesia”. Bumi pertiwi kita ini sudah terkenal di mata dunia tentang kekayaan alam yang dimilikinya, terbukti disaat masa penjajahan dahulu kala ketika para “kompeni” dari menginjakkan kakinya di bumi pertiwi ini. Tujuan mereka yaitu satu, melakukan eksplorasi sebesar-besarnya terhadap kekayaan rempah-rempah yang dimiliki Indonesia. Rempah-rempah tersebut adalah satu dari sekian banyak kekayaan alam “diatas tanah” kita ini, apalagi yang ada “dibawah tanah” kita ini?. Indonesia memang selalu lekat dengan semboyan “Gemah Ripah Loh Jinawi”-nya sampai sekarang, bahkan sempat ada nyanyian yang fenomenal bahwa “Menanam Tongkat Kayu pun Bisa Jadi Tanaman” di bumi pertiwi ini. Menggali informasi tentang mineral-mineral yang terkandung didalam bumi Indonesia ini memang sangat menarik dan tidak akan ada habisnya. Disini sebagai orang yang awam tentang pertambangan, tidak ada salahnya saya mencoba menuangkan pikiran tentang pertambangan di Indonesia. Setiap pulau di Indonesia mempunyai hasil tambang yang khas dari daerah masing-masing, sebagai contoh pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan yang khas akan hasil bumi nya yaitu minyak dan gas alam sementara pulau di timur Indonesia seperti pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya yang kental akan batu bara, tembaga, dan lain-lain. Banyak perusahaan pertambangan asing yang mencium aroma keuntungan apabila mereka melakukan investasi di daerah-daerah pertambangan tersebut. Karena alasan yang klasik yaitu tidak memiliki teknologi yang memadai, akhirnya banyak proposal investasi perusahaan asing yang disetujui oleh pemerintah Indonesia tanpa dilakukannya analisis terhadap sistem pembagian keuntungannya. Alhasil, puluhan perusahaan pertambangan asing pun menjamur di Indonesia. Dengan peralatan mereka yang canggih, mereka melakukan eksplorasi dan eksploitasi terhadap daerah yang berpotensi mengandung mineral didalamnya. Sisi timur Indonesia mempunya kekayaan alam yang luar biasa melimpah dan sangat bermanfaat untuk kemakmuran Negara. Alangkah indahnya apabila masyarakat yang menjadi penduduk asli disana juga ikut menikmati kekayaan alam yang dimiliki daerah tersebut. Kuncinya ada pada pemberdayaan lingkungan dan masyarakat. Kita tahu bahwa di timur Indonesia masih banyak lokasi yang bisa dibilang tertinggal dari daerah lain. Seharusnya dengan kekayaan alam tersebut, suatu daerah bisa sama majunya dengan daerah-daerah yang ada di Jawa, Sematera dan lainnya. Disitulah peran Corporate Social Responsibility dari perusahaan yang harus dilaksanakan. Perusahaan juga semestinya harus melakukan pembangunan terhadap daerah yang tertinggal di sekitar daerah pertambangan, agar setiap elemen yang ada disana bisa merasakan kebermanfaatan dari kekayaan alam tersebut. Kita sebenarnya menginginkan pembenahan sistem dari pemerintah tentang pembagian keuntungan dari pengolahan sumber daya alam oleh perusahaan asing. Alangkah lebih baik jika kita disini bekerja sebagai partner yang menginginkan kondisi dimana kedua belah pihak sama-sama saling diuntungkan dan terciptanya keadaan yang bersifat mutualisme. Selama ini kita ibaratnya hanya “kecipratan untung” saja dari kekayaan alam tersebut, padahal disini kita adalah ‘Tuan Rumah” yang sudah kodratnya menikmati keuntungan yang lebih dari pengolahan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H