Mohon tunggu...
Aditya Dharmawan
Aditya Dharmawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Manajemen 2011 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNDIP Certified Financial Planner (CFP), soon!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dino Patti Djalal: Muda, Beda, dan Berbahaya

18 Februari 2014   14:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tahun 2014 ini bisa dikatakan sebagai tahunnya politik. Dimana akan ada pesta demokrasi terbesar di negeri ini yaitu pemilihan presiden. Tahun ini pun diprediksi juga akan memberikan kejutan-kejutandari berbagai sektor. Kalau kita berbicara tentang negeri ini, Ibu Pertiwi mungkin sekarang sedang bersusah hati melihat carut marutnya negeri ini yang tidak kunjung usai. Indonesia bisa berubah hanya jika ada sosok-sosok baru yang berani memberikan sebuah gebrakan baru. Negeri ini juga sedang dilanda ketidak pastian dan rendahnya kepercayaan publik terhadap aparatur pemerintah. Ditengah krisis moral dan kepemimpinan yang sedang dihadapi negeri ini, muncul sosok baru yang berani memberikan dobrakan positif, sosok yang awalnya kurang diperhitungkan untuk terjun dalam dunia perpolitikan ini akhirnya muncul, beliau adalah Bapak Dino Patti Djalal.

Seorang pemuda yang memiliki multiskill. Beliau dilahirkan dari keluarga diplomat  di sebuah Negara pecahan Uni Soviet yaitu Yugoslavia. Beliau mengawali karir kenegaraan ketika menjabat sebagai juru bicara untuk presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2004 dan diperpanjang untuk periode kedua pada tahun 2009. Mungkin karir puncak seorang Dino Patti Djalal adalah ketika ia menjabat sebagai duta besar RI untuk Amerika Serikat. Banyak sekali penghargaan yang beliau dapatkan ketika menjabat sebagai duta besar RI untuk Amerika Serikat. Beliau menerima penghargaan Global Innovation Award dari Emory University di Amerika Serikat karena berhasil memberikan gagasan-gagasan inovatif dan mengubah profil diplomasi Negara Emerging Economy seperti Indonesia. Selain itu Dino Patti Djalal juga menjadi penggagas dan mengkomandoi Kongres Diaspora Indonesia. Ya, Diaspora adalah sebuah perhelatan akbar yang melibatkan tokoh-tokoh Indonesia yang ada di mancanegara untuk bersama-sama bertekad membangun Indonesia. Kongres Diaspora Indonesia juga menjadi oase ditengah keringnya prestasi bangsa ini, dimana perhelatan ini menggerakkan sumberdaya yang hebat dari berbagai belahan dunia untuk kebangkitan bangsa.

Penghargaan sebagai Marketeer of The Year 2012 juga telah beliau raih sebagai bentuk apresiasi dari Markplus Inc. atas peran beliau dalam me-marketing-kan Indonesia di luar melalui Kongres Diaspora Indonesia. Dino terpilih karena dinilai telah sukses memasarkan Indonesia di lingkup internasional melalui inovasi sosialnya yang sedang naik daun tersebut. Banyak terobosan baru yang dibuat oleh bapak Dino ketika menjadi dubes, salah satunya beliau  melakukan Indonesia Day di Wallstreet dan menekankan kepada produser-produser film Hollywood untuk melakukan syuting di Indonesia.

Prestasi yang baru-baru ini ia raih adalah diamanatkan menjadi peserta konvensi Partai Demokrat untuk menjadi bakal capres pada pemilu 2014 ini. Namun belum lama ini berita yang mengejutkan muncul, salah satu putra terbaik bangsa ini memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai duta besar yang suratnya telah diterima oleh presiden SBY dan lebih fokus untuk menjalankan tugas sebagai peserta konvensi. Langkah ini dinilai sebagai sebuah langkah yang mengejutkan ketika banyak para peserta konvensi lain yang masih memiliki dualisme jabatan. Dino menilai keputusannya untuk mundur sebagai dubes adalah keputusan yang tepat, beliau menaati peraturan yang berlaku dan menghindari benturan hal-hal yang bersifat politis apabila ia masih memiliki dualisme jabatan.

Apabila kita berbicara tentang gagasan inovatif yang diajukan oleh beliau, ada beberapa jurus-jurus andalan yang akan beliau agendakan apabila beliau terpilih menjadi presiden Republik Indonesia nanti. Menurut penilaian beliau, pada pilpres 2014, Indonesia membutuhkan sosok presiden pendidikan dan inovasi. Untuk menjadi Indonesia Unggul dan inovatif, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sumber daya manusia yang sadar akan terjadinya globalisme, artinya setiap individu mutlak harus memiliki skill yang memadai. Bapak Dino mengaku sudah mendorong bank-bank di Indonesia untuk menyiapkan program semacam student loan. Program ini akan membantu biaya pendidikan siswa yang ingin belajar baik didalam negeri maupun luar negeri. Keenam jurus tersebut adalah:

1.NASIONALISME UNGGUL

Kita semua pasti cinta tanah air, namun ketahuilah bahwa nasionalisme itu tidak sekedar mencintai negeri ini, melainkan kita harus membangun sebuah konsep pembangunan Indonesia yang berlandaskan konsep Nasionalisme Unggul. Menurut beliau, Indonesia kaya akan semangat namun miskin akan konsep, konsep pembangunan itulah yang akan menentukan Indonesia akan unggul atau tidak kedepannya.

2.INTERNASIONALISME UNGGUL

Nasionalisme merupakan sikap cinta akan tanah air, namun jangan berpandangan bahwa dengan nasionalisme kita malah membelenggu diri kita dari dunia luar. Kita harus jauhi sikap anti asing, karena itulah yang akan menjadi racun untuk menuju Indonesia Unggul. Globalisme telah memberikan warna baru bagi perkembangan mindset, jadikan hal tersebut sebagai peluang bukan ancaman, tutur bapak Dino Patti Djalal.

3.MERITOKRASI

Istilah meritokrasi merujuk kepada sebuah sistem politik yang memberikan penghargaan lebih kepada mereka yang berprestasi dan berkemampuan. Indonesia membutuhkan pemimpin yang benar-benar kompeten, bukan hanya mengedepankan pertimbangan suku, etnis, agama, dan aspek primordialisme lainnya.

4.REGULASI

Regulasi merupakan kunci utama dari keberhasilan sebuah sistem di suatu Negara. Dalam menciptakan sebuah regulasi yang pintar, pada hakekatnya kemakmuran dan kesejahteraan bangsa menjadi pondasi utamanya. Menurut beliau, Indonesia yang unggul hanya bisa terjadi apabila ada smart regulation yang menjadi garda terdepan bangsa.

5.PENDIDIKAN DAN INOVASI

Pendidikan dan inovasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Kunci inovasi yang unggul tentunya adalah pendidikan yang unggul. Nah, kembali lagi ke soal regulasi tentang pendidikan, dimana sistem pendidikan harus diperhatikan untuk menciptakan generasi muda yang inovatif dan kreatif.

6.KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan merupakan salah satu pondasi utama menuju Indonesia yang unggul. Pemimpin yang saat ini diharapkan bangsa adalah pemimpin yang visoner dan mempunyai integritas, sehingga bisa menjadi garda terdepan dalam perubahan bangsa. Beliau menambahkan, bahwa anak-anak muda diharapkan berani mengambil resiko, idealis dan reformis.

Saat ini Indonesia di mata dunia sudah baik, sekarang tinggal bagaimana kita memanfaatkan  momentum tersebut untuk terus berkarya untuk bangsa. Indonesia juga menjadi harapan ASEAN untuk bisa menjadi jangkar dalam menentukan arah. Inilah sosok pemimpin revolusioner yang bisa membawa masa depan bangsa menuju perubahan yang positif. Sudah saatnya sekarang anak-anak muda yang berkarya, duduk di kursi birokrasi dan merombak sistem yang sudah turun temurun ini. Inilah saatnya para anak muda berani untuk memetakan masa depan bangsa sebab pilihan ada di tangan kita.

Kita muda, kita beda, kita berbahaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun