Mohon tunggu...
Dita Utami
Dita Utami Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga

ibu rumah tangga yang peduli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waspdai Dunia Maya Jelang Momentum Politik Nasional

23 November 2024   12:18 Diperbarui: 23 November 2024   12:18 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Mencoblos/ Kompas.com

Saya menemukan sebuah narasi di sebuah akun yang punya sekitar 100 ribu followers. Narasi -narasinya terlihat kekinian namun di dalamnya mengandung sesuatu yang berbahaya. Coba simak.

"So, Gen Z harus melek politik dengan memahami Islam secara kafah. Gen Z jangan terjebak dalam demokrasi yang hanya membajak potensi besarnya sebagai umat terbaik. Pada titik inilah potensi Gen Z akan benar-benar teroptimalkan! Oke?"

Ini narasi berbahayanya :  Islam menyerukan adanya satu negara dengan satu pemerintahan sehingga seluruh umat Islam di dalamnya diikat dengan ikatan akidah, yaitu akidah Islam.

"Energi besar Gen Z semestinya dipakai untuk memperjuangkan tegaknya Khilafah. Gen Z jangan mau dibajak oleh demokrasi yang hanya menghargai mereka menurut jumlah suaranya di TPS saja. Gen Z yang terkenal kreatif sesungguhnya akan mampu membuat berbagai terobosan baru agar pemahaman Islam kafah bisa diakses dan dipahami oleh masyarakat luas."

Ini menunjukkan bahwa inti semua narasi sebuah akun itui adalah ajakan untuk mengupas aspek ideologis dari gerakan politik Khalifah Islam dalam kemasan yang sangat kekinian alias populer. Eksplisit mereka menyasar generasi Z yang merupakan generasi muda saat ini.  Narasi mereka cukup membuat kita terkejut karena inti narasinya sangat provokatif dan berbahaya dengan tampilan yang sangat menarik.

Kita tahu dunia maya memang punya tantangan tersendiri dalam perkembangannya yang cukup pesat dalam 20 tahun terakhir ini. Dunia yang sangat mudah dijangkau karena hanya dalam genggaman dan seseorang bisa mendapat informasi apa saja dan dari mana saja. Akhirnya banyak sekali informasi yang sampai ke masyarakat, yang jika diterima dengan mentah-mentah, akhirnya akan membuat kontraproduktif.

Yang paling sering terjadi adalah informasi soal ideologi transnasional yang masuk dan di reproduksi lagi oleh beberapa pihak dengan gaya kekinian seperti di atas. Akun pro transnasional di atas secara terbuka menyasar generasi Z dan dengan nyata pula tidak setuju dengan pemilihan umum seperti pilkada sebagai perwujudan demokrasi. Dengan terang benderang mereka menyebut Khilafah sebagai bentuk ideal yang merupakan "terobosanbaru" bagi generasi Z  sebagai sistem politik.

Inilah tantangan kita pada masa kini. Dunia maya sama sekali bukan dunia yang netral, karena dunia maya justru sering dipakai ioleh beberapa pihak sebagai ranah pertempuran. Kita ingat ISIS sejak 2013 dan setelahnya sangat massif mempengaruhi masyarakat global sehingga banyak orang tertarik datang ke Suriah dan memperkuat ISIS. ISIS adalah penmgusung khilafah, dan beberapa tahun setelahnya, masyarakat yang sudah terlanjur datang merasa kecele karena berbeda dengan apa yang dijanjikan sebelumnya.

Karena itu kita termasuk generasi Z harus waspada. Pada Pilkada 2024, generasi Z punya peran penting dalam dinamika ini. Tak ada negara ISlam yang memilih khilafah sebagai bentuk negara mereka meski seluruh penduduknya adalah muslim.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun