Mohon tunggu...
Dita Utami
Dita Utami Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga

ibu rumah tangga yang peduli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Salah Memaknai Jihad dan Temannya

14 Desember 2022   20:55 Diperbarui: 14 Desember 2022   21:27 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: cnn indonesia

Di tingkat global, dunia mengenal terorisme. Terorisme dikatagorikan sebagai kejahatan kemanusiaan luar biasa karena efek yang ditimbulkannya bisa jadi sangat luar biasa. Efek atau dampak ini disebabkan kaena keyakinan ideologi yang salah atau melenceng.

Terorisme sebenarnya tidak mengarah pada satu keyakinan  atau agama saja. Beberapa sekte di dunia juga pernah melakukan tindak terorisme di luar akal sehat. Di Amerika, Afrika dan Asia, terorisme dikenal banyak muncul. Di Afrika terorisme banyak menyasar anak-anak sekolah yang tanpa dosa untuk dibantai.

Hanya saja, setelah penyerangan dua Menara kembar WTC di New York , danPentagon, Amerika Serikat, banyak mata tertuju pada pelaku yang punya keyakinan atau agama tertentu. Motif utama yang diketahui kemudian adalah jihad pada kepercayaan yang berbeda dalam hal ini non muslim yang banyak beraktivitas di WTC. Kantor Pentagon juga disasar mereka mengarah ke kantor pertahanan AS itu karena dianggap thogut.

Untuk dalam negeri juga begitu. Kita tahu peristiwa Bom Bali 1 dan 2 yang amat fenomenal itu. Begitu juga bombom lain yang menyasar rumah ibadat dan tempat-tempat lain yang dianggap maksiat yang bagi para kaum tertentu penuh dengan para kafir -- kelompok yang tidak satu agama. Hotel, club malam, rumah ibadah dll masuk dalam katagori ini. Para pelaku meganggap hal ini sebagai jihad.

Begitu juga penyerangan ke kantor instansi pemerintah dalam hal ini kanto polisi. Polisi adalah represntasi negara dan bagi kaum tertentu polisi dan negara adalah thogut. Karena dianggap thogut maka sah saja bagi mereka untuk diserang. Tentu kita ingat peristiwa penyerangan markas  atau kantor polisi di Sumatera Utara, di Kartasuro, di Jakarta (beberapa bom di kantor / pos polisi) dan yang terakshir adalah bom yang meledak di Bandung dan menewaskan satu orang polisi dan mencederai beberapa lainnya.

Sebenarnya dalam Islam, Jihad tidak hanya dimaknai sebagai perang. Jika kita tilik dalam al Quranistilah perang lebih banyak disebut sebagai qital dibanding jihad. Hal lain yang keliru dalam pandangan kaum tertentu yang punya pemaknaan salah itu adalah bahwa kaum yang berbeda keyakinan atau agama atau yang disebut mereka sebagai kafir itu halal darahnya (layak dibunuh).Ini adalah pandangan salah berdasar fikih yang tidak digali pemaknaannya lagi oleh beberapa orang.

Hal yang juga salah adalah menganggap konsep negara NKRI adalah konsep negara yang salah. Tentu kita ingat seorang wanita yang menerobos Istana negara dan membawa senjata ternyata ingi bertemu Presiden RI dan ingin mengatakan bahwa konsep negara yang benar adalah negaa Islam sehingga seharusnya Indonesia menganut landasar negara syariat Islam. NKRI bagi kaum tertentu ini adalah negara thogut yang zalim terhadap umat Islam.

Ini merupakan hal serius dan harus diluruskan bersama. Kita perlu melihat lagi apa dasar pendiri bangsa ini memakai Pancasila sebagai dasar dan falsafah hidup bangsa dan bukan syariaat Islam. Kita juga perlu belajar geopolitik dan geostrategis Indoensia yang terdiri dari banyak pulau, banyak etnis dan banyak keyakinan, juga banyak bahasa bahkan warna kulit. Dari situ kitab isa belajar bagaiaman sebuah etnis atau keyakinan (agama) di Indonesia tidak melampaui etnis atau keyakinan lainnya dalam bernegara.

Dengan memahami itu semua, maka pemaknaan salah soal Jihad, Thogut dan kafir juga akan bergeser dan kita tidak salah dalam menilhat NKRi dan Pancasila bagi negara ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun