Mohon tunggu...
Dita Utami
Dita Utami Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga

ibu rumah tangga yang peduli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Tantangan Ibadah Kurban Zaman Kini?

12 Juli 2022   13:13 Diperbarui: 12 Juli 2022   13:16 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Hari raya Kurban atau lebih dikenal sebagai Hari Raya Iduladha yang diperingati setiap 10 Dzulhijjah punya makna yang agung. Bukan semata karena kepatuhan Ibrahim kepada Allah SWT dengan mengorbankan anak kesayangannya, Ismail. Seorang anak yang diminta selama puluhan tahun dan diberikan oleh Allah setelah Ibrahim sudah sangat tua.

Kata kurban (qurban) dalam Bahasa Arab sesungguhnya berasal dari akar kata Qaraba, Yaqrabu, Qurbaan, yang kesemuanya berarti mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah antara lain memperhatikan sekeliling kita, terutama orang kecil. Bagi kaum yang mampu membeli hewan kurban seharusnya bisa mengasihi orang kecil dan lemah dengan cara berkurban.

Hewan kurban yang dibeli dan dikurbankan lalu dibagikan kepada kaum lemah itu . Ini momentum pengajaran dan rasa besar hati kepada orang-orang yang mampu agar tidak lupa diri karena rezeki yang diperoleh bukan dari diri mereka sendiri, tapi karena Allah SWT memberikan keluasan rezeki.

Jika ditilik di al-Qur`an, soal ibadah kurban berbunyi : Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah). Ini tertulis di Al-Kautsar 2.

Lebih jauh, ibadah kurban selain bermakna mendekatkan diri  juga bentuk kepatuhan dan ketaatan mahluk kepada sang pencipta. Seperti Ibrahim yang patuh tanpa syarat kepada Allah SWT dengan ikhlas menjalankan perintah Allah dengan mengkurbankan Ismail.

Barang siapa berkurban karena takwa kepada Allah, maka Allah akan menerima kurban tersebut menjadi amalan baik di sisi-Nya. Dalam surat Al-Maidah: 27 Allah berfirman: Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertaqwa." (QS. Al-Maidah: 27.)

Karena begitu "indahnya" kehidupan nabi Ibrahim dalam hubungannya baik dengan Allah SWT maupun dengan sesama, maka sudah selayaknya kita meneladaninya. Ibadah kurban zaman kini sebenarnya bukan semata mampu mengumpulkan uang dan membeli hewan kurban, terlebih usai pandemic ini banyak sekali orang yang rentan miskin akhirnya benar-benar miskin dan layak ditolong.

Ibadah kurban pada masa kini juga punya tantangan terutama menjaga hubungan dengan sesama. Tidak berbuat melebihi kapasitasnya, sebagai warga negara dan baik bagi sesama. Hal yang sering disepelekan adalah rasa superior atau merasa eksklusif terhadap sesama yang mungkin berbeda. Kita sering mendapati ujaran-ujaran kebencian yang penuh nuansa SARA (Suku Agama Ras dan Antar Golongan) memenuhi timeline media sosial kita.

Para superior ini sering melontarkan kata yang tidak pantas dan membuat kita berpotensi berpecah belah sebagai bangsa. Padahal bukan itu yang diingini oleh Allah SWT , seperti dibanyak cerita soal kisah hidupnya bersama dengan suku dan golongan lain saat beliau di Makkah maupun Madinah.

Tantangan ini bukan sepele. Senantiasa hidup harmoni adalah salah satu tantangan ibadah agama kita ; termasuk ibadah kurban kita. Bisakah selalu menjaga hubungan baik kita baik dengan Allah SWT maupun dengan sesama ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun