Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memastikan dana yang dikelola sesuai dengan prinsip syariah. Tujuan dari undang-undang ini adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi dan investasi tidak melanggar hukum Islam, khususnya yang berkaitan dengan riba, gharar (ketidakpastian), dan praktik yang dilarang. Berikut adalah langkah-langkah tersebut di atas beserta contohnya.
Pengelolaan Dana Langkah-langkah sesuai dengan prinsip syariah
1. Pastikan Sumber Halal Pemasukan
Langkah pertama dalam pengelolaan dana syariah adalah memastikan seluruh bahan pemasukan berasal dari kegiatan halal. Ini berarti mengidentifikasi pekerjaan atau investasi yang melibatkan alkohol, obat-obatan, atau produk terlarang lainnya.
Misalnya, setiap pemilik usaha yang menjalankan restoran harus memastikan bahwa semua bahan makanan yang digunakan halal dan bebas dari zat terlarang.
2. Susun Rencana KeuanganÂ
Membuat rencana keuangan yang jelas dan sesuai dengan prinsip syariah. Rencana ini harus mencakup tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang serta strategi untuk mencapainya. Contoh: Menetapkan tujuan untuk membeli rumah atau menyekolahkan anak di sekolah yang baik sambil merencanakan tabungan dan investasi yang sesuai dengan syariah.Â
3. Alokasikan Dana untuk Zakat, Infaq, dan SedekahÂ
Mengalokasikan sebagian dari pendapatan untuk zakat (kewajiban) dan sedekah (sunnah) adalah bagian penting dari pengelolaan keuangan syariah. Ini tidak hanya membersihkan harta tetapi juga membantu sesama. Contoh: Menghitung 2,5% dari total kekayaan setiap tahun untuk zakat dan menyisihkan sebagian kecil untuk sedekah kepada yang membutuhkan.Â
4. Gunakan Akad yang Sesuai Dalam setiap transaksi keuangan, pastikan menggunakan akad yang sesuai dengan prinsip syariah, seperti murabahah (jual beli), mudharabah (bagi hasil), atau musyarakah (kemitraan). Contoh: Jika ingin membeli mobil, gunakan akad murabahah di mana bank syariah membeli mobil terlebih dahulu dan menjualnya kepada Anda dengan harga lebih tinggi.Â
5. Hindari Riba dan GhararÂ
Pastikan bahwa semua transaksi bebas dari unsur riba (bunga) dan gharar (ketidakpastian). Ini berarti tidak terlibat dalam pinjaman berbunga atau investasi yang memiliki risiko tinggi tanpa kepastian. Contoh: Menghindari produk keuangan konvensional seperti pinjaman bank biasa dan memilih produk pembiayaan syariah.
6. Transparansi dalam Pengelolaan Dana Pastikan ada keterbukaan informasi mengenai bagaimana dana dikelola. Ini termasuk laporan berkala tentang penggunaan dana dan hasil investasi. Contoh: Jika berinvestasi di perusahaan syariah, mintalah laporan tahunan tentang kinerja perusahaan dan penggunaan dana.Â
7. Pendidikan Keuangan SyariahÂ