Mohon tunggu...
Dita Surachmad
Dita Surachmad Mohon Tunggu... -

Look within for value and look beyond for perspective.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Overseas, Do You Stand On The Right Side?

7 Juli 2014   23:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:07 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1404722489798983423

Kepada teman-teman yang berada di luar tanah air, melalui tulisan ini saya ingin menyampaikan rasa terimakasih atas partisipasi teman-teman dalam Pilpres 2014. Rasanya cukup mengharukan melihat begitu banyak foto-foto partisipasi di-post di media sosial, tak jarang dengan caption yang berbunyi “Memilih untuk pertama kalinya”. Saya juga sempat membaca ada seorang teman yang tinggal di luar negeri mem-post keyakinannya pada seorang calon untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

“The Jokowi Effect is spreading like disease. People love him for the way he is, it’s the initiative of people who has been moved by him. We need to question ourselves, what kind of leader we want to have to lead a rich country full with poverty and low education standard? Do we need a typical politic elitist with dominant presence, great orating skill, military background, a great boasting ability? Or do we need a leader who came from poverty himself? A guy who came from us, make his living just like us and his way into politics not because of bloodline but because of his impact to society? I don’t think I need a leader that will make Indonesia looks cool or feared. I want a leader that can talk to people around him, that goes to traditional markets and have a laugh or two with people around him, a leader that is transparent, a problem solver, a leader that can fix this nation from the root not from how it looks.” Begitulah salah seorang teman saya yang tinggal di luar negeri menulis setelah menggunakan hak pilihnya. Kira-kira begitu pula bunyi dari perasaan beberapa teman-teman lainnya yang juga berada di luar negeri.

Tulisan ini dibuat karena saya peduli pada bangsa, pada negara, pada kita. Karena saya ingin membangun keluarga serta masa depan saya di sini, di tempat saya dilahirkan – dan saya ingin bisa memberikan masa depan yang tenang pada keluarga serta anak cucu saya kelak. Tulisan ini dibuat untuk berbagi perasaan saya dan beberapa orang di tanah air, kepada teman-teman yang berada di luar – seperti bagaimana teman-teman membagi buah pikiran yang mendasari pilihan kalian.

[caption id="attachment_346748" align="aligncenter" width="300" caption="Eisenhower"][/caption]

Indonesia adalah negara penuh potensi serta kekayaan, baik sumber daya alam dan manusia, yang perkembangannya sangat ditakuti oleh kaum imperial. Sejak dahulu, para imperialis telah bersepakat bahwa negara-negara dunia ketiga harus tetap menjadi negara-negara dunia ketiga. Jika sebuah negara dunia ketiga, dalam hal ini Indonesia, berkembang dan pada akhirnya menjadi negara maju, bagaimana negara-negara imperial bisa mengekploitasi kekayaan ibu pertiwi yang begitu berlimpah? Jangan sampai Indonesia bisa berdiri sendiri, jangan sampai Indonesia menyadari betapa kaya dan betapa vitalnya peran kekayaan alam mereka bagi negaranya sendiri, jangan sampai Indonesia dipimpin oleh seorang yang tidak dapat ditundukkan demi kepentingan serta keuntungan penanam modal, jangan sampai Indonesia bergerak ke arah kemajuan – berikan Indonesia “kesan” dan “rasa-rasa” kemajuan, berikan Indonesia “bau-bau” modernisasi, berikan Indonesia “kostum” terkini – namun jangan biarkan Indonesia menyadari bahwa mereka hanya maju di “penampilan”.

Saya lahir dan tumbuh di Indonesia, menjalani pendidikan di Indonesia, mencari nafkah di Indonesia. Setiap hari saya menjalani rutinitas di tanah air, mengamati perkembangan serta kemunduran yang terjadi si sekeliling saya, menemukan semakin banyak “kostum” yang membuat generasi saya terlena – karena generasi saya merupakan generasi yang sangat mudah puas pada apa yang dilihat, bukannya mencoba mempertanyakan dan mencari tahu lebih banyak di balik apa yang terlihat.

Well, dalam periode ini, apa yang bisa dengan mudah kita lihat sudah pasti harus ditelusuri dulu kebenarannya. Belajar dari mengamati dan kebiasaan mengulik informasi, saya punya kecenderungan untuk tidak mempercayai hal-hal yang terlalu sempurna di mulut media.

Apakah saya membutuhkan pemimpin yang memiliki latar belakang militer kuat? Saya akan menjawab dengan 100% yakin: YA, SAYA BUTUH. Kenapa? Karena kita adalah negara dengan kekayaan bertumpuk-tumpuk, coba saja jaga sebuah negara dengan sumber kekayaan sebesar Indonesia tanpa kekuatan militer yang mantap. Silahkan coba.

Apakah saya membutuhkan pemimpin dengan “great boasting skill?” Saya membutuhkan seorang pemimpin yang punya gagasan besar dan jelas mengenai apa yang akan beliau lakukan untuk membawa Indonesia keluar dari lingkaran setan yang selama ini menahan kaki kita untuk maju. Gagasan yang besar harus disampaikan dengan jelas agar rakyat yang ingin diajak maju bersama memahami betapa pentingnya tujuan yang akan kita capai. Gagasan besar ini disampaikan ke tengah khalayak yang masih memiliki banyak keterbatasan pengertian terhadap masalah yang tengah kita hadapi. Pemimpin yang saya pilih tidak sedang membual, beliau tengah membakar semangat kita yang selama ini tertidur dalam selimut nyaman keapatisan.

Saya membutuhkan solusi KONKRIT. Saya tidak menginginkan pemimpin yang hanya mengunjungi pasar-pasar tradisional dan bercanda dengan orang-orang di sekitarnya sambil makan lesehan, sementara saya masih menghadapi kemacetan dan kenaikan harga dari tahun ke tahun dengan standar gaji yang begitu-begitu saja, sementara nasi yang saya makan setiap hari berasal dari beras yang diimpor dari Thailand padahal saya tinggal di negara agraris, sementara harga bensin makin lama makin mahal padahal saya tinggal di negara penghasil minyak bumi dan gas, sementara pendidikan dan fasilitas kesehatan makin lama semakin mahal padahal harusnya kita negara kaya yang sudah bisa memberikan fasilitas pokok pada warga negaranya seperti yang dilakukan negara-negara tetangga. Saya tidak peduli apa kata media soal pemimpin yang lahir dari rakyat, transparan, berpikiran terbuka, tapi saya tidak melihat ada solusi konkrit datang darinya soal masalah-masalah yang lebih vital dibandingkan urusan “kostum” dan “penampilan” Indonesia. Teman-teman butuh pemimpin yang problem solver dan bisa menyelesaikan masalah negara dari akar? Jangan lagi terbuai dengan “bau-bau” dan “rasa-rasa” yang bisa dengan mudah diciptakan. Saat membicarakan soal bangkitnya Indonesia menjadi negara yang disegani, tidak ada yang bermaksud hanya memperbaiki Indonesia "from how it looks". Ini, lho, ada masalah yang sudah mengakar dan punya efek merusak bagian-bagian lain dari tubuh Indonesia. Yang mana jika masalah ini diselesaikan, Indonesia kemudian dapat bangkit dan kembali menjadi negara yang disegani di mata dunia.

Teman-teman tidak membutuhkan pemimpin yang ambisius ingin mengeluarkan Indonesia dari lingkaran setan imperialis, tidak membutuhkan pemimpin yang memiliki latar belakang militer kuat untuk menjaga supaya tidak ada harta kita yang dijarah oleh tangan-tangan penuh kepentingan, hanya menginginkan pemimpin yang lahir dari rakyat, dipercaya bersih dan baik, suka mengunjungi pasar tradisional dan terlihat bercanda-canda dengan warga setempat?

Baik. Nanti kalau pemimpin yang teman-teman pilihkan dari jauh bagi kami yang tinggal di sini ternyata tidak sesuai harapan kami, saya harap teman-teman sudi pulang ke tanah air untuk membantu membangun nusantara tercinta kita.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun