Mohon tunggu...
dita soehardi
dita soehardi Mohon Tunggu... Programmer - Social Media

A software engineer who love to take a picture and write something

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

8 Struggles of Being a Jawa Timuran in Jakarta

13 Februari 2016   05:12 Diperbarui: 13 Februari 2016   05:25 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Susahnya arek jawatimur di Jakarta!!!!

[caption caption="3 jawatimuran"][/caption]- Omg orang Jakarta mie ayam di jadikan sarapan : ini serius mie ayam udah tersedia saat jam sarapan di jakarta. Kita di jawa timur 90 persen sarapan adalah pecel.
- Kata-kata kasar di Jakarta adalah ekspresi kemarahan. Lah di jawa timur, “asu kon” “djancuk tenan” dan aneka bahasa kasar lainnya adalah sapaan akrab banget. Di Jakarta kata-kata kasar adalah lambang dari kemarahan. Aku masih sering bingung pas di Jakarta, kenapa orang itu di pangil anjing ma orang lain kok marah.
- Sangat sulit bagi jawa timuran nerima bahwa rumah petak di Jakarta sebagai rumah
- Jakarta sama kopaja aje ribut, apa kita yang peguna setia sumber kencono?
- Jarak 1 jam di Jakarta itu adalah jarak dekat. Kita di jawa timur jarak 1 jam dari rumah itu udah jauh banget jendral dan mending gak usah berangkat.
- Suara azan bersahutan. No sara tapi kalau di jawa timur pas jam sholat lo akan denger suara azan bersautan dari berbagai masjid. Masjid2 di jawa timur berbondong-bondong gedein speaker mereka. Ini yang buat gw kangen jawa timur
- Suasana sore. Suasana sore di lingkungan jawa timur adalah anak-anak kecil berlarian siap-siap ngaji di masjid dan ibu-ibu dengan baju PKKnya sibuk arisan, bapak-bapak entah nyuci kendaraan atau berbincang di depan pager sesama bapak2 bahas aneka macem, politik, bola atau jadwal kerja bakti kedepan.
- Petis kami sakau masakan dengan aneka campuran petis. Mungkin ada ribuan makanan enak di Jakarta. tapi come on tanpa petis???

Itu dulu, jadi sebagai jawa timuran, apa yang anda rindukan di tanah rantau ini???

Tapi apapun itu saya bangga jadi anak rantau, karena dengan itu
saya bisa merasakan rindu menjadi jawa timuran dan selalu seneng
ketemu sesama jawa timur di Jakarta.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun