Sejak pertama mengetahui bahwa pendaftaran peserta untuk Kampus Mengajar angkatan 3 telah dibuka pada akhir tahun 2021 menjadi awal dari pengalaman kegiatan mengajar yang tak bisa terlepas dari internetnya Indonesia. Saya berkata demikian karena sudah merasakan sendiri bahwa kegiatan ini banyak melebatkan koneksi internet seperti pada pendaftaran, seleksi, pemberangkatan, pembekalan, penugasan, dan yang terakhir penarikan mahasiswa.
Kampus Mengajar sendiri adalah kegiatan mengirimkan mahasiswa yang terpilih untuk mengajar di sekolah dengan tujuan penguatan literasi dan numerasi. Proses pemelihan mahasiswa yaitu melewati tahapan-tahapan yang sudah di sebutkan di atas tadi.
Pada tahap pendaftaran, saya mengumpulkan berkas seperti Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), sertifikat pengalaman mengajar dan pengalaman berorganisasi, dan surat rekomendasi yang saya dapat dari fakultas. Semua berkas itu saya unggah pada halaman Kampus Mengajar sebagai pemenuhan persyaratan yang diminta.
Setelah saya dinyatakan lolos dari tahap berkas, selanjutnya adalaha tahap seleksi yang mengerjakan soal secara online. Saya ingat sekali bahwa saya dengan sekuat tenaga mencari bentuk soal yang diujikan mulai dari cerita pengalaman mengerjakan soal dan tipe soal melalui video online, pengalaman dari angkatan sebelumnya yang diunggah pada blog pribadi, dan saya juga banyak bertanya pada teman yang mengikuti Kampus Mengajat angkatan 2 yang tentunya pesan.
Singkat cerita saya telah mengerjakan soal ujian dengan percaya diri karena semua bisa saya jawab dengan penuh rasa percaya diri. Selama masa menunggu pengumuman akhir, saya manfaatkan waktu dengan belajar memasak dengan resep yang saya dapat dari internet. Hingga pada suatu siang saya mendapat pesan dari teman bahwa pengumuman akhir sudah tersedia dan bisa dilihat melalui email. Dengan perasaan takut saya melihat email dan tulisan di dalam email tersebut sama seperti yang saya harapkan. LOLOS!
Lalu pada tahap pemberangkatan yang sebenarnya saya sendiri tidak tahu tahap ini seperti apa dikarenakan yang saya ingat tiba-tiba sudah memasuki tahap pembekalan. Tahap pembekalan ini saya berlangsung selama kurang lebih satu bulan dengan hanya melalui zoom serta youtube. Jujur saja pada tahap ini saya tidak terlalu memperhatikan materi yang disampaikan bahkan tugas-tugas yang diberikan pun banyak yang tidak saya ketahui. Namun untuk urusan absen, saya berusaha untuk selalu mengisi dengan cara melihat bagian kolom komentar video youtube setiap 30 menit sekali.
Pada hari-hari pembekalan itu, saya sering bolak-balik melihat email untuk mengecek alamat sekolah penempatan dan saya juga sering bolak-balik melihat google maps untuk melihat akses jalan menuju ke sana. Sungguh rezeki saya pada kesempatan ini bisa memperoleh sekolah dengan jarak hanya 13 km dari rumah sementara teman saya yang lain lebih jauh lagi dari saya bahkan ada yang sampai keluar pulau.
Dan sampai lah pada kegiatan inti yaitu penugasan. Hari Selasa, 2 Maret 2022 adalah awal kedatangan saya beserta 4 teman dan 1 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) di sekolah penempatan. Meskipun kegiatan penugasan dilakukan secara langsung tapi bukan berarti tidak ada kegiatan online. Ada saat-saat di dimana kegiatan dilakukan secara online seperti pemenuhan laporan awal, laporan harian, dan laporan akhir.
Ada juga kegiatan AKM yang mana ini kegiatan ini menurut saya adalah kegiatan online yang membutuhkan banyak kuota internet, banyak memori, dan banyak menaruh fokus. Mengapa demikian? Itu karena untuk melakukan AKM ini harus mengikuti langkah yang sudah ada dan langkah-langkah itu sulit untuk dimengerti jika hanya dibaca 1 atau 2 kali saja. Lalu AKM ini dapat dilaksanakan dalam bentuk aplikasi yang memakan memori dan tidak sembarang handphone atau laptop bisa menginstal aplikasi ini. Contohnya saja handphone dan laptop milik saya yang entah mengapa tidak bisa menginstal aplikasi ini. Mungkin saja hanphone saya tidak terlalu canggih karena handphone saya itu keluaran tahun 2017 (kado ulang tahun dari orang tua).
IndiHome yang merupakan salah satu produk dari PT Telkom Indonesia. Meskipun kata IndiHome sudah mengisyaratkan penyediaan paket rumahan namun sekolah tetap memasang layanan ini karena melihat banyaknya keuntungan yang didapat hanya dalam satu kali berlangganan. Â Â
Untungnya untuk masalah kuota tidak terlalu khawatir karena sekolah penempatan ini sudah berlangganan