Mohon tunggu...
ditarahmaaulia
ditarahmaaulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya memiliki minat di bidang ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Luka yang Tak Terlihat: Kekerasan Terhadap Perempuan dan Dampak di Segala Aspek Kehidupan

3 Desember 2024   14:54 Diperbarui: 3 Desember 2024   16:53 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kekerasan kepada perempuan (sumber: https:// teras.id)

Kekerasan pada perempuan masih menjadi isu yang serius di berbagai negara, termasuk indonesia. Fenomena ini sering terjadi di rumah, kantor, bahkan tempat-tempat umum di mana seharusnya menjadi tempat yang aman bagi semua orang. Menurut data dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tahun 2024 terdapat 22.876 kasus kekerasan yang tercatat di indonesia dan 19.831 kasus dialami oleh perempuan. Angka tersebut bukanlah angka yang kecil di mana perempuan lebih rentan mengalami kekerasan daripada laki-laki. Tidak hanya akan menimbulkan luka fisik melainkan mereka akan mendapat luka dalam berbagai aspek kehidupan seperti: mental, sosial, dan ekonomi.

Kekerasan Pada Perempuan: Fakta Yang Tragis

Kekerasan bisa berupa dari berbagai macam bentuk, seperti : kekerasan fisik, seksual, psikologis, dan ekonomi. Dari banyaknya data di awal, masih banyak kasus kekerasan yang tidak dilaporkan karena takut dengan mendapat penilaian negative dari masyarakat, malu, dan kurang mendapatkan dukungan dari hukum. Stigma sosial banyak membuat korban tidak mau melaporkan pengalaman mereka karena takut. Akibatnya perempuan akan mengalami:

  • Pengaruh Psikologis : Banyak dari para korban mengalami gangguan psikologis seperti: gangguan kecemasan, depresi, bahkan PTSD akibat trauma yang sudah dialami. Tidak hanya membuat korban terganggu secara mental tetapi juga menghalangi kemampuan hidup mereka yang normal. Hal itu akan menimbulkan rasa kurangnya percaya diri, merasa sendirian dan sulit berinteraksi dengan orang lain.
  • Pengaruh Fisik : Korban sering kali mengalami luka fisik yang nyata dan menyakitkan seperti: memar, patah tulang, luka bakar, bahkan gangguan organ. Lebih parahya lagi, jika terjadi kekerasan seksual dapat menyebabkan masalah reproduksi. Dalam beberapa kasus kekerasan fisik yang berat dapat merengut nyawa korban. Luka ini akan mendapatkan dampak yang panjang hingga korban akan mengalami kesusahan untuk menjalani kehidupannya sehari-hari.
  • Dampak Ekonomi : Tidak sedikit Wanita yang kehilangan pekerjaan atau pendapatan akibat dari traumanya. Sering kali mereka harus mengeluarkan biaya yang besar untuk pengobatan atau terapi, sementara itu  kemampuan bekerja mereka menurun drastic. diskriminasi di tempat kerja atau lingkungan sosial yang menyalahkan korban sering membuat mereka kehilangan dukungan ekonomi dari keluarga atau masyarakat sekitar. Akibatnya, banyak korban yang tidak hanya mengalami kerugian finansial, tetapi juga kehilangan kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya di masa depan.
  • Pengaruh Sosial : Pandangan negatif dari masyarakat yang sering kali menyalahkan korban atas apa yang terjadi mampu membuat korban merasa malu dan enggan untuk berinteraksi dengan orang lain. Mereka juga mengalami perlakuan diskriminatif, termasuk dari anggota keluarga mereka. Kehilangan dukungan sosial membuat rasa percaya diri mereka hancur dan sulit untuk membangun hubungan yang baru. Hal ini menyebabkan makin terasa sendirian dan meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental.

Cara Mengatasi Kekerasan Terhadap Perempuan

1. Pendidikan dan kesadaran Masyarakat

Meningkatkan pendidikan dan kesadaran masyarakat juga berarti memberikan pemahaman tentang cara mengenali, mencegah, dan menangani kasus kekerasan terutama terhadap perempuan. Banyak orang yang belum menyadari bahwa pelecehan verbal atau kontro terhadap pasangan juga termasuk kekerasan. Maka dari itu, diperlukan kampanye kesadaran baik itu melalui media sosial, sekolah, maupun komunitas untuk membantu masyarakt agar memahami bahwa kekerasan bukanlah hal yang bisa dibenarkan, dengan ini kita bisa menciptakan lingkungan yang mendukung korban untuk bangkit dan melawan kekerasan.

2. Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum bukan hanya tentang menghukum pelaku, namun juga memberikan jaminan keamanan dan pemulihan yang tepat untuk korban. Hukum harus memastikan bahwa korban memperoleh hak-hak mereka, seperti akses ke layanan medis, konseling, dan bantuan hukum gratis. Selain itu, pemerintah perlu memperkuat peraturan yang melarang semua bentuk diskriminasi atau tindakan merendahkan perempuan, baik di rumah, di tempat kerja, maupun di ruang publik. Dengan cara ini, perlindungan hukum tidak hanya berfungsi sebagai tanggapan terhadap tindakan kekerasan, tetapi juga sebagai langkah pencegahan yang efektif untuk mengatasi kekerasan terhadap perempuan.

3.  Pemberdayaan Perempuan

Pemberdayaan perempuan berarti memberi mereka kesempatan dan sumber daya yang diperlukan untuk menjadi mandiri dan berdaya dalam kehidupan sehari-hari. Ini dapat dilakukan melalui penyediaan pendidikan, akses ke modal usaha, dan pelatihan keterampilan yang mendukung mereka dalam mencari nafkah secara mandiri. Selain itu, pemberdayaan juga mencakup penguatan mental dan emosional, seperti melalui kelompok dukungan atau program mentoring, yang membantu perempuan merasa lebih percaya diri dan dihargai. Dengan cara ini, pemberdayaan tidak hanya membantu perempuan mengatasi tantangan pribadi, tetapi juga memperkuat peran mereka dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan setara.

4. Peran Masyarakat

Peran masyarakat tidak hanya sebatas memberikan dukungan kepada korban, tetapi juga melibatkan usaha aktif dalam mencegah kekerasan sejak awal. Hal ini bisa dilakukan dengan menciptakan budaya yang menghargai kesetaraan gender, mengedukasi generasi muda tentang pentingnya saling menghormati, serta menangani normalisasi kekerasan dalam bentuk apa pun. Masyarakat juga dapat berperan dengan melaporkan tindakan kekerasan yang mereka lihat, memberikan dukungan emosional kepada korban, dan ikut serta dalam kampanye kesadaran untuk mengubah pandangan terhadap kekerasan. Dengan begitu, stigma terhadap korban dapat ditekan, dan masyarakat bersama-sama dapat menciptakan lingkungan yang aman, mendukung perempuan, serta memberikan kesempatan bagi mereka untuk hidup dengan martabat dan bebas dari ketakutan.

Harapan Kedepan

Harapan untuk ke depan adalah terbentuknya masyarakat yang lebih peduli dan memahami pentingnya perlindungan terhadap perempuan. Diharapkan, kekerasan terhadap perempuan tidak lagi dianggap sebagai masalah pribadi, tetapi sebagai masalah bersama yang harus ditangani oleh semua elemen masyarakat. Meningkatnya kesadaran, pendidikan, dan pemberdayaan, perempuan dapat hidup dengan lebih aman, tanpa takut menjadi korban kekerasan. Selain itu, harapan ini juga mencakup perbaikan dalam sistem hukum yang lebih peka terhadap kebutuhan korban, serta adanya dukungan yang lebih luas dari keluarga, teman, dan lingkungan sosial. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil, setara, dan aman bagi semua perempuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun