Mohon tunggu...
Dita Permatasari
Dita Permatasari Mohon Tunggu... -

Mahasiswi jurusan pendidikan dokter suatu universitas di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kapan Demam Perlu Diturunkan?

7 April 2013   21:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:33 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pernah demam. Apa Anda juga pernah? Kalau pernah, pasti tahu rasanya ketidaknyamanan gejala yang satu ini. Sepertinya hampir semua penyakit bisa bikin demam. Sebenarnya, demam itu apa, sih? Bagaimana home care yang tepat jika kita demam? Kebetulan, beberapa minggu yang lalu saya mengikuti kuliah mengenai demam yang dibawakan oleh seorang spesialis anak dan saya ingin bebagi sedikit banyak tentang materi tersebut.

Demam adalah kenaikan standar suhu tubuh yang diatur di otak. Variasi normal suhu tubuh manusia yaitu 36,2-37,7 derajat Celcius dan standar tersebut dipertahankan di otak. Ketika standar suhu tersebut naik (otak memerintahkan tubuh untuk menjadi lebih panas), tubuh akan mengejar standar itu dan menjadi panas. Itulah yang dinamakan demam.

Oh iya, pada kasus tubuh panas karena olahraga atau cuaca panas, standar suhu tubuh di otak tidak naik sehingga tubuh yang terbawa panas justru berusaha menurunkan suhunya (menyeimbangkan). Hal tersebut beda dengan demam di mana tubuh justru berusaha menaikkan suhunya.

Kenaikan standar suhu tubuh tersebut disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang dihasilkan tubuh sebagai respon terhadap radang atau infeksi. Ini merupakan respon yang normal dan ternyata bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh dalam memerangi penyebab radang/infeksi.

Dengan demikian, apakah kita perlu menurunkan demam?

Pada kebanyakan kasus, sebenarnya demam tidak perlu diturunkan karena manfaatnya tersebut. Demam yang perlu diturunkan adalah demam tinggi pada anak-anak sehingga berisiko menimbulkan kejang. Namun, jika demam terasa sangat mengganggu, kita boleh saja berusaha meredakannya.

Home care yang bisa kita lakukan jika demam adalah menjaga asupan cairan tetap tercukupi, istirahat, dan (sekali lagi, jika demam tinggi pada anak atau yang sangat mengganggu) minum obat-obatan penurun panas. Obat-obatan penurun panas (mengandung aspirin alias asam salisilat, ibuprofen, atau parasetamol alias asetaminofen) yang dijual bebas biasanya juga memiliki efek antinyeri. Di antara ketiga obat tersebut, jika dikonsumsi sesuai dosis, yang efek sampingnya paling minim adalah parasetamol/asetaminofen.

Kompres, pada suatu penelitian, dikatakan tidak memengaruhi kesembuhan demam. Sah-sah saja jika tetap dilakukan untuk kenyamanan. Namun, karena tubuh memang sedang mengejar/mempertahankan suhu yang tinggi, sebaiknya menggunakan air suhu biasa, bukan air dingin. Metode lain yaitu selimutan juga boleh dilakukan, namun selimutnya jangan yang terlalu tebal. Sepotong sarung sudah cukup untuk selimutan pada orang yang demam.

Dokter anak yang memberikan materi ini mengatakan bahwa masih banyak orangtua yang panik jika anaknya demam. Oleh karena itu, informasi mengenai manfaat demam dalam pertahanan tubuh dan pengelolaannya menurutnya sangat perlu disebarkan. Untuk penanganan radang/infeksi yang menimbulkan demam, atau jika demam berlangsung lama, silakan menghubungi dokter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun