Mohon tunggu...
Dita Mei Pradika
Dita Mei Pradika Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya Dita Mei Pradika ,mahasiswa Universitas Binawan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Inovasi Baru dalam Pencegahan Penyebaran Infeksi dan Penyakit Menular Seksual

2 Februari 2024   17:40 Diperbarui: 2 Februari 2024   19:39 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Infeksi Menular Seksual (IMS) lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. IMS yang populer di Indonesia antara lain gonore dan sifilis. Salah satu penyakit dari IMS yang belum dapat disembuhkan adalah HIV/AIDS. Faktor terjadinya penyebaran HIV/AIDS disebabkan karena perilaku seks bebas, merosotnya nilai agama, gaya hidup, pekerjaan, dan gagalnya membina rumah tangga.(Aryani et al., 2015).Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Infeksi Menular Seksual (IMS) lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. IMS yang populer di Indonesia antara lain gonore dan sifilis. Salah satu penyakit dari IMS yang belum dapat disembuhkan adalah HIV/AIDS. Faktor terjadinya penyebaran HIV/AIDS disebabkan karena perilaku seks bebas, merosotnya nilai agama, gaya hidup, pekerjaan, dan gagalnya membina rumah tangga.(Aryani et al., 2015).

HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan IMS (Immunosuppressive Medications) adalah dua istilah medis berbeda yang memiliki arti berbeda.HIV merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel CD4 yang merupakan salah satu jenis sel darah putih. Ketika seseorang terinfeksi HIV, virus tersebut secara bertahap menghancurkan sel CD4, membuat orang tersebut lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Seiring berjalannya waktu, jika tidak diobati, HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), suatu kondisi dimana sistem kekebalan tubuh sangat lemah, sehingga menyulitkan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.IMS (Pengobatan Imunosupresif) adalah obat yang digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh. Obat-obatan ini sering kali diresepkan untuk mencegah tubuh menolak organ yang ditransplantasikan, seperti ginjal atau hati. IMS bekerja dengan memblokir atau menekan aktivitas sistem kekebalan tubuh, yang dapat membantu mencegah tubuh menyerang organ yang ditransplantasikan sebagai penyerbu asing. Namun, karena IMS menekan sistem kekebalan tubuh, maka IMS juga meningkatkan risiko infeksi dan penyakit, karena tubuh kurang mampu melawan potensi ancaman.Perbedaan keduanya yaitu HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sedangkan IMS adalah obat yang digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh untuk keperluan medis. Meskipun HIV dan IMS dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, keduanya memiliki penyebab dan kegunaan yang berbeda dalam pengobatan medis

Infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit-penyakit yang timbul atau ditularkan melalui hubungan seksual dengan manifestasi klinis berupa timbulnya kelainan-kelainan terutama pada alat kelamin. World Health Organization (WHO) memperkirakan setiap tahun terdapat 350 juta penderita baru IMS di negara-negara berkembang di infeksi dan komplikasi IMS adalah salah satu dari lima alasan utama tingginya angka kesakitan. Dalam kaitannya dengan infeksi HIVAIDS, Salah satu kelompok seksual yang berisiko tinggi terkena IMS adalah Pekerja Seks Komursial.(Astuti, 2018)

Pencegahan IMS (Pencegahan Pengobatan Imunosupresif) mengacu pada strategi dan tindakan yang diambil untuk meminimalkan risiko yang terkait dengan penggunaan obat imunosupresif (IMS). Obat-obatan ini penting dalam menangani kondisi medis tertentu, seperti transplantasi organ, penyakit autoimun, dan jenis kanker tertentu, namun obat-obatan ini juga meningkatkan risiko infeksi dan komplikasi lain akibat penekanan sistem kekebalan.

Beberapa pencegahan IMS antara lain:

  • Vaksinasi: Pasien yang menerima IMS harus mendapatkan informasi terkini tentang semua vaksinasi yang direkomendasikan, karena sistem kekebalan tubuh mereka yang lemah mungkin tidak memberikan respons yang efektif terhadap vaksin.
  •  Pencegahan infeksi: Pasien harus disarankan untuk menghindari kontak dekat dengan orang yang mengidap infeksi, dan menerapkan kebersihan tangan dan etika pernafasan yang baik untuk mencegah penyebaran kuman.
  •  Profilaksis antibiotik: Pasien mungkin akan diberi resep antibiotik sebelum prosedur medis atau operasi tertentu untuk membantu mencegah infeksi bakteri.
  •  Profilaksis antivirus: Pasien mungkin akan diberi resep obat antivirus untuk membantu mencegah infeksi virus seperti virus herpes simplex (HSV) atau cytomegalovirus (CMV).
  • Pemantauan infeksi: Pasien yang menerima IMS harus dimonitor secara ketat untuk melihat tanda dan gejala infeksi, karena deteksi dini dan pengobatan dapat membantu mencegah komplikasi serius. Ini mungkin termasuk tes darah rutin untuk memantau jumlah sel darah putih dan penanda sistem kekebalan lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun