Akhir Mei lalu, beberapa bloggers datang dalam diskusi Obsat yang diadakan oleh Putera Sampoerna Foundation di Rumah Langsat. Hadir sebagai pembicara Bambang Irianto (pakar pendidikan Putera Sampoerna Foundation), Kresna Aditya (founder Bincang Diskusi), dan Shafiq pontoh (ketua umum gerakan Indonesia Berkibar). Tema yang kali ini diangkat dalam diskusi Obsat adalah “Sistem Pendidikan Sekolah Sebagai Sekolah Dasar Pendidikan Berkarakter”.
Kreshna Aditya mengatakan sekolah menjadi konduktor pendidikan berkarakter bagi anak-anak, keluarga dan masyarakat ikut ambil andil besar dalam pertumbuhan karakter anak-anak, saat menghadiri Obrolan Langsat tentang “Pendidikan Berkarakter” di Rumah langit.
“Pendidikan yang tidak menyentuh karakter anak tidak lah bisa disebut pendidikan” ujar Kreshna Aditya. “Pendidikan selain harus berkarakter juga harus inklusif”, tambahnya. Seperti pepatah tua dari Afrika “Ora na Azu Nwa” yang artinya butuh satu kampung untuk mendidik satu orang anak.
“Kami percaya Indonesia akan lebih baik jika setiap orang berpartisipasi dalam pendidikan”, kata Shafiq Pontoh dari Indonesia Berkibar.
Pendidikan yang berkarakter sebenarnya sudah dicanangkan oleh Presiden SBY dari tahun 2011 silam. Pendidikan berkarakter memang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di Indonesia. Indikasinya antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, dan kebiasaan menyontek.
Dengan adanya sistem pendidikan berkarakter dan didukung dengan pembenahan kualitas para pengajar, para anak diharapkan mempunyai kualitas diri yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI