Bahasa dan sastra merupakan dua unsur penting dalam kehidupan yang tidak dapat terpisahkan. Keduanya ibarat sebuah magnet yang tarik menarik antara satu sama lain. Bahasa tanpa sastra menjadi bahasa yang tidak memiliki keindahan jika diterapkan dan sastra tanpa bahasa adalah sebuah ketidakmungkinan. Sebab, bahasa merupakan unsur utama di dalam pembuatan karya sastra. Bahasa dan sastra juga memiliki peranan besar dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan dan kehidupan. Di dalam agama, ada nilai-nilai yang dapat dipelajari oleh masyarakat pada umumnya, khususnya bagi para pecinta sastra. Karya sastra yang baik, akan selalu memberikan pesan kepada pembacanya untuk berbuat baik. Maksudnya, karya sastra tersebut mengajak pembaca untuk menjunjung tinggi nilai-nilai baik agar memberikan kebaikan di dalam kehidupan manusia. Eksistensi agama pada ruang lingkup sastra juga tidak pernah surut sampai sekarang. Oleh karena itu, setiap karya sastra yang berkualitas selalu memiliki semangat keagamaan. Salah satunya yaitu bahasa dan sastra berperan di dalam sebuah agama atau keyakinan.
Bahasa menjadi penghubung yang menghubungkan sastrawan dengan khalayak. Melalui sastra, penulis mengeksploitasi potensi-potensi bahasa untuk menyampaikan gagasannya untuk tujuan tertentu. bahasa unsur penting bagi sastra. Begitu pula dengan politik. Bahasa dapat digunakan untuk mencapai tujuan politik. Bahasa bisa digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan politik. . Politik adalah masalah kekuasaan, yaitu kekuasaan utntuk membuat keputusan, mengendalikan sumber daya, mengendalikan perilaku orang lain dan seringkali mengendalikan nilai-nilai yang dianut orang lain.
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas puisi dengan judul “Dosa” yang akan kita analisis ke dalam Agama dan politik
Dosa
Ya Robb, hidupku bersimbah penuh dosa
Amalku tak seberapa, bahkan mungkin tak ada
Walau tertatih kucoba untuk terus menghamba
Kini aku di rumah Rosul kekasih Mu
Tempat suci makbulnya do'a kepada Mu
Ku berserah diri, mohon ampunan Mu
Yaa Robb, ampuni dan ampunilah hamba Mu
(E. Nurzaman AM)
Analisis agamanya,
Puisi ini mencerminkan sebuah ungkapan kerendahan hati, penyesalan, dan permohonan ampun kepada Tuhan. Dari segi agama, puisi ini menunjukkan pemahaman tentang dosa, kerendahan diri di hadapan Tuhan, dan harapan akan ampunan-Nya. Beberapa elemen agama yang bisa ditemukan dalam puisi ini antara lain:
Pengakuan Dosa: Puisi ini mencerminkan kesadaran akan dosa dan kekurangan dalam beribadah. Pengakuan dosa merupakan langkah pertama dalam meminta ampunan.
Penyesalan: Penyair menyampaikan perasaan penyesalan atas amal perbuatannya yang dianggap tidak memadai. Hal ini mencerminkan keinginan untuk bertobat dan memperbaiki diri.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!