Sadarkah kamu kalau bisnis saat ini, memiliki tolok ukur kesuksesan tidak hanya pada kualitas produk yang dibuat, tapi juga biaya produksi yang minimum? Kamu dituntut untuk bisa memanfaatkan sumber daya keuangan dengan bijak tanpa mengorbankan kualitas produk. Bagaimana caranya? Teknologi seperti supply chain management adalah solusi yang bisa kamu andalkan! Dengan berbagai fitur yang ada, kamu akan jauh lebih mudah mengatur proses produksi yang nantinya juga berdampak ke penurunan biaya. Yuk langsung cari tahu caranya di sini!
Rencana Produksi yang Efisien
Sebagai pemilik usaha, kamu pasti membuat rencana produksi dulu sebelum menentukan anggaran yang dibutuhkan. Nah untuk bisa memiliki biaya produksi seminimal mungkin, dibutuhkan rencana produksi yang efisien. Di sini, kamu bisa memanfaatkan sistem supply chain management. Bagaimana bisa? Pertama, sistem ini akan mengumpulkan data historis penjualan yang kamu punya. Kemudian mengolahnya menjadi prediksi permintaan. Lalu hasil prediksi ini bisa kamu jadikan untuk memperkirakan jumlah bahan baku yang perlu disiapkan ketika akan melakukan proses produksi.
Kalau kamu sudah tahu perkiraan jumlah bahan baku yang dibutuhkan, tentu kamu tidak perlu mengeluarkan uang tambahan untuk menyimpan stok yang berlebih, bukan? Begitu juga sebaliknya. Kamu tidak akan mengalami kekurangan stok yang justru menyebabkan kehilangan penjualan dan berdampak ke profit perusahaan. Sistem SCM juga bisa digunakan untuk memastikan jadwal produksi yang kamu rancang sudah ideal. Dengan cara ini, sudah bisa dipastikan produk akan jadi tepat waktu dan siap dikirim ke konsumen. Pelanggan senang, biaya produksi aman.
Otomatisasi Proses Produksi
Banyak aspek dari proses produksi yang bisa diotomatisasi oleh sistem supply chain management. Salah satunya memberi notifikasi kalau stok kamu sudah mulai menipis. Hebat ya? Ini bisa dilakukan karena sistem SCM dilengkapi dengan teknologi Internet of Things (IoT). Sederhananya, dengan sensor yang ada, ketika stok kamu mencapai titik tertentu, sistem bisa secara otomatis membuat pesanan ke pemasok.
Kamu tidak harus memantau gudang setiap saat nih. Bahkan juga tidak usah menelpon manual karena SCM siap secara real-time langsung memberi kabar kepada supplier tanpa disuruh. Lalu dampaknya ke biaya produksi apa? Karena bersifat otomatis, maka kamu tidak membutuhkan tenaga manusia dalam melakukan tugas rutin seperti itu tadi. Artinya, kamu bisa menghemat keperluan tenaga kerja dan memaksimalkan penggunaannya untuk tugas yang lebih strategis.
Mengurangi Downtime
Kamu sudah punya rencana produksi yang efisien, maka secara tidak langsung ini juga membuat angka downtime proses produksi semakin kecil. Apa sebenarnya downtime? Waktu henti atau waktu istirahat yang tidak perlu. Contohnya, tiba-tiba proses produksi terhenti karena stok yang kamu punya kurang. Downtime yang seperti ini akan membuat biaya produksimu jadi membengkak. Kok bisa? Karena kamu tetap membayar tenaga karyawan, mesin tetap berjalan, atau justru kalau dibiarkan akan rusak. Bahkan biaya overhead seperti sewa gedung, pabrik, dan gudang penyimpanan juga tetap jalan sedangkan kamu tidak melakukan proses produksi apapun.
Nah sistem supply chain management bisa kamu gunakan untuk mengurangi downtime. Kembali lagi karena semua perencanaan dikelola dengan baik dan diotomatisasi, maka hambatan seperti waktu henti sangat minim terjadi. Dengan ini, kamu bisa memaksimalkan biaya lainnya untuk kebutuhan yang lebih penting.