Mohon tunggu...
Dita Dwi Putri
Dita Dwi Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar

Writing, learning, thriving 🤍

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Ipar Adalah Maut": Kisah Menghanyutkan tentang Perselingkuhan yang Dibuat Lebih Hidup

10 November 2024   13:01 Diperbarui: 10 November 2024   13:06 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: instagram @mdpictures_official

Tahukah kamu kisah viral Ipar Adalah Maut? Kisah ini pertama kali mencuat di platform TikTok sekitar satu tahun lalu, berawal dari konten yang dibagikan oleh Eliza Sifa. Eliza, seorang content creator yang dikenal sering mengangkat cerita-cerita curahan hati dari penontonnya, berhasil menarik perhatian netizen dengan kisah tragis dan dramatis ini. Kisah tersebut menceritakan tentang perselingkuhan seorang adik dengan suami kakaknya, sebuah konflik emosional yang membuat banyak orang tergugah.

Kepopuleran kisah ini rupanya menarik perhatian rumah produksi besar, MD Pictures, yang kemudian mengangkatnya menjadi sebuah film. Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, Ipar Adalah Maut diharapkan mampu menghadirkan cerita yang sudah begitu dikenal dalam format yang lebih nyata dan emosional.

Sebagai seseorang yang telah lama mengikuti konten Eliza, saya merasa senang namun juga ragu ketika mendengar kisah ini akan difilmkan. Karena saya sudah tahu bagaimana alur cerita dari konten aslinya, awalnya saya merasa film ini mungkin akan terasa membosankan. Bahkan ketika trailer-nya muncul, saya masih skeptis, meskipun sedikit terbersit harapan bahwa mungkin saja film ini bisa membawa sesuatu yang baru. Namun, ekspektasi saya agak turun setelah melihat trailer-nya yang terkesan datar. Ditambah lagi dengan kehadiran Michelle Ziudith, yang meskipun saya suka, tetapi sudah sering muncul di berbagai film romantis, sehingga saya merasa karakternya bisa saja tidak terlalu menonjol di sini.

Spoiler yang bermunculan tak lama setelah penayangan perdana membuat saya semakin yakin untuk tidak menonton film ini di bioskop. Saya pikir, mungkin saya akan menemukan alur yang terlalu familier dan tanpa kejutan. Namun, setelah melihat film ini hadir di Netflix, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba menontonnya tanpa ekspektasi tinggi. Dan ternyata, film ini memberikan kejutan yang tak terduga.

Film yang digarap oleh MD Pictures ini membuat saya terpukau. Alur cerita yang awalnya sudah saya ketahui ternyata dikemas dengan sangat rapi dan apik, sehingga tetap menghadirkan perasaan intens di sepanjang film. Meskipun ada beberapa bagian yang diubah dari cerita asli, perbedaan ini justru terasa wajar dan bahkan memperkaya emosi dalam cerita.

Penyutradaraan yang baik membuat setiap momen dalam film terasa hidup. Dari saat pertama Nisa bertemu dengan Aris, pengenalan karakter setiap tokoh, hingga pernikahan mereka dan munculnya konflik besar, semuanya diceritakan dengan penuh emosi. Emosi Saya pun dibuat naik turun, dari tersenyum karena kemesraan Nisa dan Aris hingga emosi membuncah melihat tindakan Aris yang menyakitkan.

Michelle Zuidith sukses memerankan Nisa dengan sangat meyakinkan. Karakternya terasa kuat, dan saya makin kagum melihat michelle memerankan sosok yang begitu kompleks. Tak hanya Michelle, pemeran Aris dan Rani pun membawa peran mereka dengan luar biasa. Di pertengahan film, jujur saja, saya merasa sangat kesal dengan tingkah Aris yang tampak tanpa rasa bersalah, dan itu adalah bukti betapa kuatnya penampilan mereka.

Melalui Ipar Adalah Maut, saya semakin yakin bahwa industri film Indonesia terus berkembang dan mampu menyajikan cerita-cerita yang tidak kalah dengan film-film Internasional. Film ini menjadi salah satu bukti bahwa kisah lokal yang familiar bagi banyak orang bisa dikemas dengan profesional dan memberikan dampak yang mendalam.

Bagi kamu yang tertarik dengan kisah emosional penuh intrik, jangan lewatkan Ipar Adalah Maut di Netflix. Film ini akan membawa kamu pada perjalanan emosi yang intens dan mungkin membuatmu melihat kembali makna hubungan dan kepercayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun