aku bergegas membuka mata, perlahan mulai menatap langit-langit kamar yang telah aku hapal betul setiap sudutnya,
setiap jengkal tatapanku mengarah pada pengingatan tentangnya.
aku mulai mencarinya, pikiranku mulai berselancar mengingat banyak hal tentangnya.
aku mengenyahkan segala gelisahku, tapi tetap saja hasilnya aku gelisah.
aku memaksanya, namun dia mengatakan maaf.
jika aku beralih memaksaMu, Engkau tidak akan mengatakan maaf untukku kan, Tuhan?
Engkau tetap pada keyakinanku kan, Tuhan?
aku mohon biarkan semuanya pada keyakinanku.
sekilas aku mengingat kuasaMu, Engkau menentukan segala takdirMu,
namun aku juga percaya hanya Engkau pula yang dapat mengubah apa yang telah Engkau takdirkan.
jika takdirMu pada kegelisahanku, maka aku akan memohon kepadaMu ubahlah takdirMu pada keyakinanku.