Mohon tunggu...
Dita Diannovita
Dita Diannovita Mohon Tunggu... -

tulislah apa yang tidak bisa kau katakan\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

kekasihku seorang wanita

19 Oktober 2014   22:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:28 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya Kaila, parasnya ayu dengan pembawaannya yang kalem, dia siswi baru disekolahku, dia baru pindah dari Solo, mengikuti orang tuanya yang pindah tugas ke Bandung. Dia duduk disebelahku sebagai teman sebangkuku, dari hari ke hari kita semakin dekat, entahlah, aku merasa nyaman dengannya, dan dia pun merasakan hal yang sama, mungkin karena kita sering bersama. Dan kini Kaila disampingku, sebagai kekasihku. Entah sejak kapan kita memutuskan untuk bersama sebagai sepasang kekasih, tak ada pernyataan yang jelas bahwa kita adalah sepasang kekasih, tapi aku dan Kaila menjalaninya seperti pasangan lainnya, nonton, jalan-jalan, foto bersama, bahkan ciuman. Walaupun hubungan kita harus ditutupi dari orang lain, Kaila memintaku untuk tak memberitahu orang lain tentang hubungan kita, Kaila berdalih dia belum siap, aku pun menuruti permintaannya. Hampir 2 tahun hubungan kami berjalan baik-baik saja. Hingga pada suatu pagi aku menemui dia sedang menangis disudut kelas.

“ Kai ? kamu kenapa ? siapa yang membuatmu menangis ? “

Kaila tak menjawab, ia menghentikan tangisannya dan menyerahkan handphone miliknya padaku. Aku kaget bukan main, disitu terlihat fotoku yang sedang berciuman dengan Kaila, foto itu ada dihalaman facebook, tertera dibawahnya beberapa komentar dari teman-teman, ada yang mencaci dengan kata-kata kotor, aku ingat ada yang menulis komentar “ ih jijik ! cantik tapi suka sama yang cantik lagi hahaha “. Yahh aku seorang wanita, namaku Adira, aku dan Kaila dekat seperti yang aku katakan sebelumnya, Kaila ingin semua ini ditutupi karena kita sama-sama seorang wanita. Sejak saat itu semua teman-teman enggan untuk berdekatan dengan aku maupun Kaila, walaupun ada beberapa teman yang terlihat cuek dengan berita aku dan Kaila. Kaila memutuskan untuk menjaga jarak denganku, aku menghargainya. Sejak saat itu Kaila pindah tempat duduk, dan belakangan ini dia jarang sekali masuk sekolah, tak ada alasan pasti mengapa ia tak masuk. Aku memutuskan untuk pergi kerumah Kaila, walaupun dengan perasaan cemas akan reaksi keluarganya saat melihatku nanti. Nihil , aku tak mendapat informasi apapun, aku hanya mendapat cacian dari orang tua Kai. Beberapa hari setelah itu, Kai masuk, ada yang berbeda darinya, ia terlihat pucat dan kurus.

“ Kai..kamu kenapa ? “ batinku.

Aku baru mengetahui dari mulut ke mulut bahwa kini Kaila pacaran dengan Reza, orang yang telah mengupload fotoku bersama Kai waktu itu, hingga kini aku tak tau darimana Reza mendapatkan foto itu. Aku cemas, setauku Reza bukanlah lelaki baik-baik, tapi aku bisa apa ? Kaila tak mau berhubungan lagi denganku, bahkan ia mengganti nomor ponselnya untuk menjauhiku.

Kaila tak masuk lagi, kali ini lebih lama dari biasanya, yang biasanya hanya 2 sampai 3 hari. Aku memberanikan diri lagi untuk kerumahnya, kali ini respon dari orang tua Kai berbeda, aku diizinkan untuk menemui Kaila, kata mamahnya sudah 2 hari Kai mengunci diri dikamar, ia khawatir terjadi sesuatu dengan putrinya.

Tok tok tok

“ kai ? “ tak ada suara

Tok tok tok

“ Kai ini gue Dira..” masih tak ada suara.Aku cemas, kenapa Kaila tak menjawab ? aku memutuskan untuk mendobrak pintu kamarnya, dan taukah apa yang kulihat ?

Pecahan kaca ada dimana-mana, dan darah yang berceceran dilantai. Bau anyir langsung menyeruak saat kuhirup udara dikamar Kaila,

“ Kai ? “ tak ada Kaila disitu, tapi darah itu menuju kamar mandi didalam kamar Kaila. Dengan kaki yang lemas aku mencoba untuk melangkah menuju kamar mandi, dan saat kubuka pintu kamar mandi itu, aku tak percaya dengan apa yang kulihat, aku tak percaya dengan apa yag ada didepan mataku,

“ Kaaiiiiiiiiiii “ kakiku tak kuasa menopang tubuhku sendiri, aku jatuh dengan tangisan yang tak mampu kubendung.

Mendengar aku menangis, orang tua Kaila berlari kearahku dan saat itu juga mamah Kaila jatuh pingsan, setelah ia melihat keadaan Kai. Ayahnya menangis meratapi nasib anak semata wayangnya.

Dan kini aku berdiri diantara kerumunan orang yang mengelilingi gundukan tanah itu. tanah dengan warna-warni bunga diatasnya. Yaahh, Kaila telah tiada, ia bunuh diri. Sungguh, air mata ini tak henti-hentinya keluar dari mataku, kekasihku Kaila pergi dengan cara yang tak pernah kubayangkan. Belakangan kuketahui alasan Kai bunuh diri dari teman sebangku Kai, karena Kaila sering bercerita padanya tentang hubungan Kai dengan Reza. Alasan Kai mengambil jalan pintas ini adalah karena ia tak mampu menahan beban hidupnya, Reza yang selama ini menjadi pacarnya selalu memanfaatkan tubuh Kaila demi memuaskan nafsunya, Kaila harus menurutinya karena jika tidak, Reza mengancam akan melukaiku Adira, kekasihnya. Kai juga pernah mengatakan padanya, bahwa Kai masih menyayangiku.

“ Kai.. lu bodoh ! “ batinku

Tapi aku bahagia setidaknya aku tahu bahwa Kai masih menyayangiku.

Aku teringat kata-kata Kai setahun yang lalu, malam itu ia berkata padaku,

“ Ra.. aku ingin melindungimu, melebihi kau melindungiku “ setelah itu Kai memelukku.Aah Kaila kenapa seperti ini akhirnya ?

Setelah pulang dari pemakaman, aku mengemasi barang-barangku, aku memutuskan untuk menyusul ayah dan ibu di Bangkok. Aku tau disini banyak kenanganku bersama Kaila, tapi aku harus pergi, tak ada yang harus kupertahankan disini, Kai sudah pergi, tapi ia takkan pergi dari ingatanku.

“ Kai.. terimakasih “ gumamku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun