SEMARANG - Demi membangkitkan perekonomian disaat pandemi, Mahasiswa Undip mengajak warga untuk membuat alat hidroponik sederhana menggunakan styrofoam.
Pandemi Covid-19 menjadikan turunnya perekonomian negara. Tak dipungkiri bahwa pembatasan sosial demi pencegahan penularan Covid-19 menyebabkan terbatasnya mobilitas dan aktivitas masyarakat yang berdampak pada penurunan permintaan. Akibatnya banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaannya karena industrinya gulung tikar karena tidak ada permintaan produksi. Karena pembatasan sosial pula, pembisnis dan pelaku UMKM pun ikut terkena imbasnya seperti penurunan pendapatan, kesulitan berjualan, sampai ada yang gulung tikar.
Kejadian tersebut tak luput dialami oleh warga RT 2 RW 1 Tembalang, Tembalang, Semarang. Potensi daerah tersebut adalah banyaknya pembisnis kosan untuk mahasiswa dan juga pelaku UMKM seperti penjahit, warung makan, dan toko kue. Adanya pembatasan sosial membuat potensi tersebut melemah dan menyebabkan penurunan ekonomi.
“Disini banyak yang bisnis kosan mahasiswa, tapi mahasiswanya kan pada pulang karena kuliah online, ya jadinya yang ngekos cuma sedikit, malahan sampe nol ndak ada yang kos” ujar pak Saroji selaku ketua RT setempat saat diwawancarai pada tanggal 2 Juli 2021.
Kemudian, Salah satu mahasiswa KKN Tim 2 Undip terpikir untuk membuat bisnis yang bisa dilakukan oleh semua warga yaitu berkebun dengan hidroponik yang kreatif. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan ekonomi yang berkelanjutan, sesuai SGDs Poin ke-8. Hidroponik merupakan cara berkebun yang mudah dan tidak memerlukan lahan yang luas. Namun, Peralatan untuk berkebun secara hidroponik sangatlah mahal. Maka dari itu mahasiswa KKN Tim 2 Undip membuat alat hidroponik yang kreatif dan sederhana sehingga warga dapat membuatnya dengan mudah.
Alat yang dibuat berbasis styrofoam bekas box buah. Kemudian di lubangi dan di beri netpot. Pada bagian dalam styrofoam, dilapisi plastik mulsa agar tidak terjadi kebocoran. 1 box styrofoam bermuatan 5 kg dapat membuat 6 lubang netpot. Alat tersebut diserahterimakan pada pak Saroji selaku ketua RT setempat dan juga mengirimkan video pembuatannya untuk mengedukasi warga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H