"Suami saya menderita penyakit jantung koroner dan hipertensi. Sampai satu tahun kemudian sudah mencoba menurunkan berat badan namun susah sekali. Setelah saya mendapat pelatihan memasak makanan untuk penderita hipertensi, saya praktikkan selama 3 bulan terakhir. Saya ganti piring makan di rumah dengan piring yang berukuran lebih kecil. Kalau menggunakan piring besar tidak terasa kita sudah makan banyak. Sekarang kalau menggunakan piring kecil walaupun porsi nasi sedikit tapi kelihatannya sudah banyak. Saya dan anak saya yang gemuk juga ikut menerapkan hal tersebut di rumah. Ternyata 3 bulan ini suami mengalami penurunan berat badan 2 kg. Saya dan anak juga ikut mengalami penurunan berat badan."
Cerita di atas berasal dari penuturan Hesty, seorang kader perempuan di Kelurahan Mojo, Kota Surabaya, yang mengikuti pelatihan kader kesehatan oleh Departemen Kardiologi dan Ilmu Kedokteran Vaskular Universitas Airlangga.
Ibu rumah tangga ini berhasil menunjukkan bahwa ia bisa berkontribusi terhadap kesehatan jantung melalui perannya sebagai seorang istri, ibu, dan kader kesehatan, sehingga layak menjadi bagian dari pahlawan jantung.
Acara ini juga merupakan rangkaian dari program pengabdian masyarakat Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Universitas Airlangga.
Pada pertemuan sebelumnya, para kader perempuan Kelurahan Mojo telah mendapatkan materi dan pelatihan mengenai pengukuran tekanan darah dan menyusun menu masakan yang mengacu pada Diet Hipertensi Terkontrol Airlangga (DHITA) untuk mengontrol tekanan darah.
Kegiatan ini sekaligus mendukung kampanye peringatan Hari Jantung Sedunia oleh World Heart Federation yang mengusung tema Be a Heart Hero.
Slogan ini diharapkan mampu mendorong semua orang dari berbagai golongan untuk ikut berpartisipasi menjaga kesehatan jantung dengan berjanji menjalani hidup yang lebih sehat.