Mohon tunggu...
Dita AmaliaSakina
Dita AmaliaSakina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Universitas Pendidikan Indonesia 2018

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Adaptasi Guru Kober Baeturohman dalam Menjalankan Pembelajaran Daring

21 Juli 2021   10:15 Diperbarui: 21 Juli 2021   11:27 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KKN TEMATIK MDBPE-MBKM

Universitas Pendidikan Indonesia

Dita Amalia Sakina

PENDIDIKAN  GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2018

Virus Corona menyebar luas pada Maret 2020 menyebabkan segala aktivitas kehidupan berhenti sementara, salah satunya adalah pendidikan. Karenanya, banyak sekali jenjang pendidikan yang ditutup agar tidak terjadinya peningkatan penyebaran virus pada tingkat pendidikan baik pendidikan anak usia dini sampai perguruan tinggi. Selain itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, memutuskan untuk pembelajaran sekolah maupun perguruan tinggi dilakukan secara online di rumah masing-masing lewat surat edaran Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Covid-19.

 Adanya surat edaran tersebut menegaskan bahwa pelaksaan pembelajaran bagi siswa sekolah selama masa pandemi Covid-19 harus mengalami perubahan, utamanya perubahan pada model pembelajaran. Kondisi demikian, menuntut lembaga pendidikan melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Dengan diadakannya beberapa kebijakan seperti belajar di rumah melalui aplikasi tertentu, kuliah daring, bimbingan dan seminar daring itu merupakan contoh pelayanan pendidikan 4.0, karena dengan kondisi seperti ini menuntut peran teknologi dalam bidang pendidikan ditengah pandemi covid-19, selain itu para tenaga pendidik dan peserta didik diharapkan dapat menyesuaikan diri dan memanfaatkan teknologi.
Mengutip dari Ikatan Guru Indonesia (dalam Satariyah, 2020) Lestrasi Moerdijat, wakil ketua MPR mengungkapkan pada masa itu berdasarkan pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang diterapkan tiga bulan terakhir, tercatat 60% guru memiliki kemampuan sangat buruk dalam menggunakan teknologi informasi saat mengajar. Guru sebagai aktor utama dalam pembelajaran, ia harus mengemas pembelajaran jarak jauh agar dapat diakses oleh seluruh peserta didik. Tetapi kenyataannya di lapangan menunjukan masih banyak ditemukan guru yang belum menguasai Ilmu Teknologi (IT), begitupun pada guru di Kober Baeturohman tempat saya meneliti, masih ada beberapa guru yang masih kurang paham akan penggunaan IT seperti menggunakan laptop, pengguanaan gawai dan melakukan pembelajaran pada aplikasi Zoom atau Googlemeet.

Selain dalam penggunaan IT kondisi jaringan internet di daerah Kober Baeturohman menjadi masalah tambahan yang harus guru dan orang tua lalui. Akibatnya, terpaksa guru terkadang hanya memberi buku untuk dibaca dan memberi tugas untuk dikerjakan agar peserta didik tetap belajar dari rumah dan memiliki kegiatan bermakna. Hal ini terjadi karena guru yang sebelumnya terbiasa dengan model pembelajaran yang mempertemukan mereka dengan siswa secara face to face di sekolah, kini harus bertemu melalui media seperti aplikasi, foto, video dan suara sebagai sarana komunikasi antara pendidik, orang tua / wali dan peserta didik.

Penggunakan media daring ini tentunya membutuhkan keterampilan sebab sebagian besar media daring ini masih minim dimiliki dan digunakan oleh guru khususnya di Kober Baeturohman. Berdasarkan pengamatan saya, ada beberapa faktor yang membuat keterampilan guru kurang dalam pembelajaran daring seperti faktor usia, faktor lingkungan dan faktor kebiasaan yang biasa guru lakukan saat proses belajar mengajar sebelumnya. Selain faktor keterampilan penggunaan media, ada juga faktor lainnya seperti kurangnya sarana dan prasarana, akses internet yang tidak merata di setiap tempat, dan tidak meratanya fasilitas yang dimiliki siswa (Lindawati & Rahman, 2020) . Hal diatas tentunya menjadi sebuah tantangan dan adaptasi baru untuk lingkungan Kober Baeturohman dan mungkin guru lain diseluruh pelosok negeri dengan kondisi yang kurang mendukung akses IT dan internet.

Namun hal ini tentunya tidak menjadi suatu masalah yang tidak bisa diselesiakan, banyak guru-guru dipelosok negeri ini yang memiliki inovasi lain dalam menjalankan pembelajaran daring dimasa pandemi. Semua kegiatan pembelajaran tentunya tetap harus guru kemas dengan membuat skenario pembelajaran yang dituangkan dalam sebuah naskah pembelajaran sebagai pengganti kegiatan tatap muka yang biasa dilakukan.

Referensi: 

Lindawati, Rahman. (2020). Adaptasi Guru dalam Implementasi Pembelajran Daring di Era Pandemi Covid-19. Vol 3. No. 1. Diakses dari: [Online]. https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/psnp/article/download/9906/6433

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun