Mohon tunggu...
Dita Anggraini
Dita Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka konten pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Keseimbangan antara Kemampuan Akademik dan Emosional pada Siswa

23 November 2024   11:56 Diperbarui: 23 November 2024   12:17 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bagaimana Mengembangkan Keseimbangan anatara kemampuan akademik dan emosional ini di Sekolah?

Pendidikan yang menekankan keseimbangan antara kemampuan akademik dan emosional bukanlah hal yang mudah dicapai. Namun, dengan beberapa langkah berikut, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung penyeimbangan antara dua kemampuan ini. Langkah tersebut diantaranya yaitu:

1. Mendorong Mindfulness dan Praktik Relaksasi 

Teknik mindfulness, seperti meditasi atau latihan pernapasan, dapat membantu siswa mengelola stres dan meningkatkan fokus. Mengajarkan siswa cara untuk 'berhenti sejenak' dalam rutinitas yang sibuk bisa sangat efektif dalam menjaga keseimbangan emosional mereka.

2. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Mendukung

 Sekolah yang mendukung bukan hanya dari segi fasilitas fisik, tetapi juga dalam menciptakan iklim sosial yang positif. Guru yang peduli dan siap mendengarkan masalah emosional siswa dapat menjadi sumber dukungan yang besar. Lingkungan yang inklusif dan penuh rasa aman akan memungkinkan siswa merasa dihargai dan diterima, yang berdampak pada kesehatan emosional mereka.

3. Melibatkan Orang Tua dalam Proses Pendidikan 

Keseimbangan antara kemampuan akademik dan emosional juga harus dilanjutkan di rumah. Orang tua memiliki peran besar dalam mendukung perkembangan emosional anak. Dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru, dapat terjalin kolaborasi yang lebih efektif untuk memastikan kesejahteraan akademis dan emosional siswa.

4. Memberikan Umpan Balik Positif dan Konstruktif Fokus pada usaha dan proses, bukan hanya hasil akhir, dapat mengurangi tekanan yang dirasakan siswa. 

Memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif akan membantu siswa merasa lebih termotivasi, bahkan jika mereka menghadapi kegagalan. Hal ini juga akan mengajarkan mereka untuk melihat kesalahan sebagai bagian dari proses belajar, bukan sebagai sesuatu yang harus dihindari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun