Lumajang merupakan kota yang terkenal dengan berbagai macam aneka pisang. Di kota ini semua bisa menemukan beragam pisang. Terdapat pisang agung, ambon, marlin dan yang lainnya. Selain pisang, kota ini juga terkenal dengan berbagai perkebunan tebu. Salah satunya di Desa Buwek tepatnya di Kecamatan Randuagung. Di desa ini eksistensi perkebunan tebu masih sangat diminati oleh masyarakatnya. Tebu menjadi primadona dan komoditi yang menjadi sumber pendapatan masyarakat sekitar. Selain itu tebu merupakan tanaman yang hanya tumbuh di daerah beriklim tropis.
     Berbicara masalah  perekonomian memang menjadi momok setiap harinya. Apalagi dalam kondisi pandemi seperti sekarang. Masyarakat banyak yang di PHK, menganggur bahkan tidak mendapatkan penghasilan sedikitpun. Akan tetapi bagi masyarakat di Desa Buwek masih memiliki cadangan penghasilan yakni dari pendapatan hasil perkebunan tebu. Bisa dibilang bukan sebagai pendapatan sampingan, akan tetapi memang menjadi sumber pendapatan setiap tahunnya. Walaupun dari mereka tidak semuanya memiliki perkebunan tebu tersebut.
      Pak Baihakki merupakan salah satu petani tebu di desa Buwek yang tidak pernah mengganti lahan tebunya dengan tanaman lain. Alasan beliau adalah karena tebu memberikan pendapatan cukup besar dan menguntungkan bagi para petani tebu setiap tahunnya. Jadi, bagi masyarakat Buwek eksistensi perkebunan tebu masih tetap bertahan dan belum tergantikan dengan tanaman lain. Pak Baihakki juga membagikan bagaimana cara menanam tebu dari awal sekaligus cara merawat tanaman ini sehingga menghasilkan tebu yang berkualitas baik dan memiliki daya jual yang tinggi.
Berikut cara/ tahapan dalam menanam tebu, antara lain:
- Pemilihan bibit tebu yang berkulitas bagus dan unggul.
- Persiapan lahan tanam yang akan ditanami tebu. Bisa dilakukan dengan cara pembajakan seperti yang dilakukan oleh Pak Baihakki. Cara pembajakan dilakukan untuk menggemburkan tanah yang kering dengan menggunakan traktor. Setelah itu membuat cekungan sekitar 20 cm untuk ditanami bibit tebu.
- Pemupukan. Setelah tebu tumbuh sekitar jangka waktu 3 bulan bisa dilakukan pemupukan. Pupuk yang dipakai bisa menggunakan pupuk ZA, Poska, dan yang lainnya.
- Pemberian pupuk dilakukan secara bertahap. Pupuk pertama dilakukan sekaligus tanah di cangkul setelah tebu tumbuh agak meninggi.
- Dua bulan kemudian, dilakukan pemberian pupuk lagi. Setelah itu kulit tebu dan daunnya dikelupas dan diberi pupuk kembali.
- Penyemprotan. Dilakukan untuk menghempaskan rumput-rumput yang lebat dan sudah tinggi agar tidak merusak tebu. Penyemprotan menggunakan alat dan obat khusus untuk membasmi rumput.
     Tebu merupakan bahan dasar dalam pembuatan gula pasir. Tebu sendiri memiliki sejuta manfaat bagi manusia dan hewan. Semua bagian dari tebu, mulai dari batang sampai daun bisa dimanfaatkan. Selain batang tebu diolah menjadi gula pasir, juga dapat diolah menjadi manisan tradisonal yang disukai anak-anak yaitu gulali. Untuk daunnya banyak dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai makanan hewan ternak mereka yaitu sapi.
     Penghasilan pertahun bagi petani tebu berkisar 8-15 juta dalam satu lahan tebu saja. Namun, penghasilan tersebut tergantung dari luas lahan dan kualitas tebu. Menurut penuturan Bapak Baihakki, satu hektar lahan tebu bisa mendapatkan penghasilan sekitar 40 juta. Hal ini sendiri yang membuat para petani tebu di Desa Buwek tidak ingin mengganti lahan tebunya dengan tanaman lain. Selain karena tebu merupakan tanaman turun-temurun dari para leluhurnya, tebu juga memberikan penghasilan yang menjanjikan, sehingga rakyat makmur dan sejahtera. Mengenai kerugian dalam menjadi petani tebu pasti ada. Seperti penuturan Bapak Baihakki bahwa menanam tebu tidaklah selalu mulus. Bisa saja tebu yang ditanam tidak bagus dan penghasilan yang diterima pun akan menurun.