Low back pain atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu nyeri punggung yang memiliki prevalensi tertinggi di dunia dan merupakan penyebab utama kecacatan. Diperkirakan 619 juta orang hidup dengan LBP dan mayoritas orang mengalami keluhan ini setidaknya sekali dalam hidupnya (WHO, 2023).Â
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, menunjukkan bahwa terdapat 7,6% sampai 37% orang di Indonesia yang mengalami low back pain (Kemenkes, 2018). Banya k fakotr yang dapat menyebabkan nyeri punggung bawah, salah satunya adalah getaran seluruh tubuh (Whole Body Vibration).Â
Faktor ini masih sering disepelekan oleh berbagai pihak, padahal berpotensi menimbulkan masalah kesehatan apabila terpapar dalam jangka panjang. Berikut hasil penelitian terbaru yang menganalisis pengaruh getaran seluruh tubuh (Whole Body Vibration) terhadap nyeri punggung bawah (low back pain).
APA ITU WHOLE BODY VIBRATION?
Whole Body Vibration (WBV) adalah getaran yang ditransmisikan ke seluruh tubuh. WBV dapat menjadi risiko untuk kesehatan pekerja, khususnya pada tulang punggung.
 Menurut laporan dari European Committee for Standardization, paparan WBV dalam jangka waktu lama dari mesin dan kendaraan yang digunakan di bidang industri, pertanian, dan fasilitas publik dapat meningkatkan risiko nyeri punggung bawah, herniasi diskus intervertebralis, dan degenerasi tulang belakang pada pengemudi yang terpapar (Health and Safety Executive,2005 dalam Djuartina et al., 2020).
METODOLOGI PENELITIANÂ
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 24 operator container crane (CC) yang diambil secara total sampling. Data terkait keluhan nyeri punggung bawah (low back pain) menggunakan kuisioner Nordic Body Map, sedangkan pengukuran getaran seluruh tubuh menggunakan alat vibration meter dengan teknik pengukuran sesuai SNI 7186:2021.
Hasil PenelitianÂ
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 2 dari 4 buah Crane yang beroperasi hampir mendekati nilai ambang batas yang diatur dalam Permenaker 2018 No 5 tahun 2018 dengan akumulasi 8 jam senilai 0,8661 m/dt2 , CC tersebut yakni CC 1 (0,4453 m/dt2) dan CC 2 (0,5918 m/dt2), akan tetapi nilai pengukuran getaran 2 CC tersebut mendekati dan melampaui Exposure Action Value akumulasi 8 jam kerja yang ditetapkan pada regulasi internasional yakni 0,5 m/s2.Â
Hasil identifikasi keluhan low back pain menunjukkan 75% operator mengeluhkan nyeri pada bagian tersebut. Hasil uji regresi linier sederhana menunjukkan koefisien regresi bernilai negatif (-0,010), yang dapat menyatakan terdapat pengaruh yang berlawanan arah antara variable independent (Whole Body Vibration) terhadap variable dependen (low back pain). Hal ini dapat diartikan apabila nilai Whole Body Vibration semakin bertambah maka skor Nordic Body Map yang diperoleh akan menurun dan sebaliknya.Â