Kabut tipis mulai membungkus bumi,
Menyiapkan butiran jernih sebagai bingkisan pagi,
Dingin udara menawarkan keteduhan,
Melupakan terik hari yang telah terlintasi,
Menihilkan dunia materi yang seringkali menyeret diri
Agar putaran semesta mampu seutuhnya tercermati
Malam ini kan menjadi satu dari miliaran waktu yang telah pergi,
Pun adalah berandaNya yang hadir dan tersaji,
Tuk jumpai wajahNya dalam hening,
Menyandarkan segala harap dan pinta,
Menundukkan hati di palung terendah di kedalaman samudera,
Menumpahkan segenap keluh dan timbunan rahasia,
Pun melepaskan segala kekhawatiran dan ketakutan,
Hingga sempurna rengkuhanNya menyapa jiwa
Karena kutahu,
Sejuta bintang tak kan berarti untukku,
Sebutir mentari tetap hanya ada gulita jalanku,
Jika cahayaMu tak sedia menerobos ke dalam sel hatiku
Maka,
Perkenankan lenteraMu menerangi pekat malamku
Dan biarkan lembaran waktu terpahat dalam-dalam nama terindah,
Yang adalah 99 asmaMu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI