Mohon tunggu...
Dita Widodo
Dita Widodo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha. Praktisi urban garden dari 2016-sekarang. Kompasiana sebagai media belajar dan berbagi.

1996 - 2004 Kalbe Nutritional Foods di Finance Division 2004 - 2006 Berwirausaha di Bidang Trading Stationery ( Prasasti Stationery) 2006-sekarang menjalankan usaha di bidang Travel Services, Event Organizer dan Training Consultant (Prasasti Selaras). 2011 Mulai Belajar Menulis sebagai Media Belajar & Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Lotte Mart – BNI'46 Luncurkan Program Kulakan Kita-kita

30 April 2014   16:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:01 3661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1398823881580730055

[caption id="attachment_321976" align="aligncenter" width="600" caption="Warung Rombong"][/caption]

Keberadaan pemodal besar yang membuka supermarket dan swalayan yang semakin bertambah gerainya bak dua buah sisi mata uang. Sisi pertama tentu menguntungkan bagi para konsumen, karena kemudahan dan kenyamanan berbelanja menjadi sebuah keuntungan tersendiri. Ditambah gaya hidup modern yang perlahan tapi pasti semakin meluas dan menjadi kebiasaan bagi manusia-manusia di era ini. Sisi kedua, semakin tersisihkan warung-warung tradisional. Diperlukan kerja keras dan kemauan untuk berbenah diri bagi para warung tradisional untuk mampu tetap eksis dan bertumbuh.

Rupanya Lotte Mart sebagai salah satu pemain bisnis distribusi dan retail milik Korea dalam ekspansinya di Indonesia mencoba mengisi ruang kosong yang adalah adanya jarak pemisah antara swalayan dan warung kecil tradisional.

Dengan menggandeng kerjasama dengan PT. Bank BNI, Tbk, Lotte Mart  meluncurkan program Kulakan Kita-Kita. Adapun program ini adalah dengan mencetak mitra baru yaitu pengusaha kecil sebagai pedagang warung rombong. Warung rombong ini tak ubahnya seperti warung kecil tradisional lainnya. Bedanya, lebih terlihat modern dengan display yang menarik, rapi dan memperhatikan estetika. Lotte Mart juga akan memberikan pendampingan secara berkala agar membantu para warung rombong menjalankan usahanya lebih optimal.

BNI mengeluarkan Kartu Debit Bisnis BNI bagi para mitra warung rombong. Dengan menyetorkan dana yang diputar ke BNI, maka pedagang tidak perlu membawa uang tunai saat melakukan pembelanjaan ke Lotte Mart. Di sini, pedagang mulai diajarkan untuk melakukan perilaku transaksi keuangan modern dengan terbiasa berhubungan dengan bank, dan menggunakan ATM. Selain lebih aman karena uang tersimpan sementara di rekening, Taplus BNI ini memberikan fasilitas berupa tercetaknya seluruh keterangan transaksi pada buku bank mereka. Karakternya mirip dengan rekening giro, debit dan kredit dapat tertera jelas untuk dan kepada siapa transfer dilakukan. Di ATM mana dana ditarik, dst. Dengan demikian, secara tidak langsung akan sangat membantu melakukan pencatatan/pembukuan dengan rapi.

Selain itu, BNI juga mengeluarkan produk kredit mikro dengan bunga cukup rendah bagi para pedagang dengan usia minimal 3 tahun usaha, dan dengan beberapa kriteria yang ditentukan lainnya. Diharapkan seiring waktu berjalan, kelak kredit itu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi pengembangan usaha.

Rabu, 14 April 2014 lalu, saya berkesempatan menghadiri launching produk “Kulakan Kita-Kita” di Lotte Mart Pasar Rebo, Jakarta Timur. Event yang dihadiri oleh presdir PT. Lotte Shopping Indonesia, Joseph V. Buntaran, Direktur Konsumer dan Retail PT. Bank BNI'46  Darmadi Sutanto dengan peserta pemilik warung /masyarakat undangan sekitar 150 orang berjalan cukup meriah dan semarak.

Adapun edukasi-edukasi yang diberikan kepada 17 orang yang telah bergabung menjadi mitra Lotte Mart dan sisanya adalah para prospek mitra tentu saja adalah sbb :

1.Pengaturan Tata Letak Barang Dagangan

2.Bagaimana melihat dan memanfaatkan peluang tempat maupun musim / trend

3.Tidak mencampuradukkan uang dapur dengan uang dagangan.

4.Mulai tertib administrasi dengan melakukan pencatatan harian dan memanfaatkan Taplus BNI sebagai sarana membantu pembukuan

5.Memulai menjadi warung yang lengkap. Dengan stok sedikit namun lengkap, lebih baik daripada stok banyak tapi banyak barang yang tidak tersedia.

6. Melakukan promosi ; misal membuat paket sembako hemat. Lalu dipromosikan melalui flyer/brosur sederhana dan dibagikan ke lingkungan sekitar.

7. Belajar membuat target. Diharapkan beberapa tahun mendatang warung rombong mereka akan berkembang biak seiring dengan kemajuan usaha mereka.

Mengisi sambutannya, Pak Darmadi Sutanto, profil direktur yang sangat low profile dengan suara yang lemah lembut tapi tegas menyelipkan sebuah kisah inspiratifnya. Seorang temannya yang memulai bekerja sebagai seorang office boy/ pesuruh di perusahaan tekstil mempunyai impian setinggi bintang pada saat itu. Ia bercita-cita mempunyai usaha yang tersebar di seluruh kabupaten di Indonesia. Padahal ketika itu ia bukanlah siapa-siapa, hanya seorang pesuruh rendahan. Namun berkat kemauan kerasnya untuk terus belajar dan berusaha disertai doa-doa, maka lambat laun kariernya naik. Dan tidak ada yang mustahil jika Tuhan menghendaki merubah nasib seorang kaum yang telah menyempurnakan ikhtiar dan doanya. Singkat cerita, si pesuruh itu kini adalah pemilik perusahaan tekstil, yang memberikan modal kepada para warga desa di pelosok-pelosok dengan membelikan mesin jahit dan pelatihan membuat karya berupa penutup tempat tissue, penutup gallon aqua, kain serbet, dll. Hasil kerajinan mereka diserap oleh perusahaan teman yang diceritakan itu, dan didistribusikan ke berbagai kota besar. Kini, impian seorang mantan pesuruh itu hampir tercapai seluruhnya, karena sudah 90% kabupaten di Indonesia tersebar mitra kerjanya, dan otomatis tersebar pula produknya.

Cita-cita, impian. Keduanya memang hal yang menjadi ruh dan energi bagi seseorang dalam menjalani hidup, tak terkecuali para pemilik warung yang kelak pun bisa jadi ‘juragan warung’.

Terlepas dari misi bisnis Lotte Mart dan BNI sendiri yang terselip dalam peluncuran produk Kulakan Kita-Kita, saya melihat berbagai segi positif yang akan diperoleh bagi para pedagang kecil khususnya, dan lebih luas adalah bagi Indonesia tercinta. Karena kita tahu bahwa usaha kecil semacam warung ini sesungguhnya adalah pilar-pilar negeri untuk menjadi masyarakat produktif yang menjadi benteng saat terjadi guncangan krisis ekonomi dunia.

Tidak ada pilihan menjadi ‘pengangguran’ untuk mereka yang mau mengambil peluang-peluang meski terlihat kecil. Dan tidak ada kesempatan besar yang akan ditawarkan olehNya pada mereka yang mengabaikan peluang-peluang kecil. Dengan keyakinan bahwa dari 10 pintu rizki yang disediakan Tuhan, 9 diantaranya adalah di jalur perniagaan, semoga mampu menjadi tambahan energi bagi siapa pun yang berniat untuk menceburkan diri dalam belantara ‘wirausaha’.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun