[caption id="attachment_286355" align="alignnone" width="300" caption="Petunjuk Awal"][/caption] [caption id="attachment_286356" align="alignnone" width="300" caption="Petunjuk 1"]
[/caption] [caption id="attachment_286357" align="alignnone" width="300" caption="Petunjuk 2"]
[/caption] [caption id="attachment_286358" align="alignnone" width="300" caption="Petunjuk 3"]
[/caption] [caption id="attachment_286359" align="alignnone" width="300" caption="Petunjuk 4"]
[/caption] [caption id="attachment_286360" align="alignnone" width="300" caption="Rangkaian Kertas Petunjuk"]
[/caption] [caption id="attachment_286361" align="alignnone" width="300" caption="2 pcs Permen"]
[/caption] [caption id="attachment_286362" align="alignnone" width="300" caption="Souvenir Kain Flanel buatan sendiri"]
[/caption] [caption id="attachment_286363" align="alignnone" width="300" caption="Vaseline - Sunblock "]
[/caption] [caption id="attachment_286364" align="alignnone" width="300" caption="Paper Bag Biru"]
[/caption] [caption id="attachment_286365" align="alignnone" width="300" caption="Buku Notes"]
[/caption] [caption id="attachment_286366" align="alignnone" width="300" caption="Pulpen Parker sebagai Grandprize :)"]
[/caption] Sepulang dari shalat Maghrib di masjid terdekat, suami saya menemukan selembar kertas yang diletakkan persis di bawah pintu. “Wah,… apa ini Nak?” Di kamar saya masih menyelesaikan tadarus selepas shalat ketika kudengar suami berteriak memanggil putri kami. Rupanya prosesi kejutan yang dibuat untuk Bapaknya sudah dimulai. Saya bersegara membereskan mukena dan sajadah untuk menghambur keluar kamar. “Itu untuk Bapak. Ikuti aja Clue yang sudah aku siapkan” sahut Mutia riang sambil mengawasi setiap gerak-gerik sang ayah. Secarik kertas kecil itu bertuliskan : PEMBUKAAN Pih, tolong ikutin petunjuk ini ya, untuk mendapatkan hadiah. Ada clue-cluenya koq. Clue 1 ada di sekitar pojok-pojok ruang tamu. Ohya, bapak boleh mengambil hadiah-hadiah dalam setiap clue. Ia lalu memeriksa setiap sudut. Dan karena rumah kami yang tak seberapa luasnya, tentu saja tak membutuhkan waktu lama untuk menemukan secarik kertas berikutnya yang terletak di bawah meja kecil dekat lemari buku yang tergantung di pojok ruangan. Secarik kertas yang bertuliskan CLUE 1 itu ditemukan : permen :
kopiko 1pcs & kiss 1pcs bertuliskan ; GOOD LUCK. CLUE 1 Dapatkan clue 2 di sekitar meja makan Ayahnya tertawa senang. Meskipun hadiah yang didapatkan amatlah kecil, namun nyata ada raut bahagia menerimanya. Bukankah seringkali ketulusan dan perhatian kecil itu bernilai amat besar bagi seseorang? Clue 1 menggiring langkahnya ke meja makan di belakang. Ditemukan kertas petunjuk CLUE 2 ;
Gantungan untuk di mobil & Pembatas Buku. “Wow…. Tahu aja kalau Bapak ga punya pembatas buku. Dan ini buat digantung dimana? “ “Itu untuk di mobil Pak… Kemarin aku dibantu Mbak Hima buatnya di kost-annya……” jawab putri kami cepat. “
Ohh. Dari kain flanel rupanya. Waaaaah, bagus sekaliiiii…..!! Terimakasih anakkuuu…!” Ada bangga mengalir dari warna suaranya. Sebuah karya kecil dari buah hatinya, bagaimana pun sederhana bentuknya, pasti akan mengundang rasa bangga dan haru yang berbeda bagi setiap orang tua. CLUE 2 Clue 3 ada di dalam lemari. Cat : Lemarinya tidak diberi tahu. Cari sendiri. Masih dengan senyum merekah, ayahnya berjalan menuju kamar. Hanya ada 2 lemari baju yang tersedia. Sehingga ketika satu lemari dibuka tak ditemukan apa pun, ia berpindah ke lemari berikutnya. Di sanalah ia mendapatkan yang dicarinya. CLUE 3. “
Apa ini Nak…? Lotion? ” Ia bertanya sambil membaca tulisan yang tertera. Namun putri kami tak sabar menunggu hingga Bapaknya ‘mudeng’ sehingga ia berteriak “Itu SUNBLOCK Pak… Untuk Bapak berenang..!!” “
Wowww…. Bapak suka sekali ini! Nanti kita bisa pakai bersama ya!” Bapak-anak ini memang mempunyai hobby yang sama. Berenang. Sehingga bahkan saya baru tahu kemudian jika Mutia telah membeli Sunblock ditemani sepupunya. Dia memang baru saja pulang dari Depok, diajak sepupunya ke tempat kost-annya di lingkungan Universitas Indonesia, tempatnya menimba ilmu. Kami ijinkan agar putri kami belajar mandiri, belajar jadi anak kost. Beberapa kali ia sempat berkunjung ke Universitas tersebut dan turut berkumpul dengan para mahasiswa yang semoga cukup menanamkan benih kecintaannya pada dunia pendidikan. Dunia kampus, sekaligus menjadi
motivasi sedari dini untuk dapat belajar giat sehingga kelak mampu mengenyam pendidikan di universitas yang bagus semacam UI. Sunblock tersebut ditemani secarik kertas bertuliskan CLUE 3 - SUNBLOCK untuk Berenang. CLUE 3 Clue 4 ada di dalam Lemari Es/Kulkas Ayahnya lalu berjalan menuju ruang belakang dan sejenak ia mengamati isi kulkas. Di antara deretan piring dan mangkok sayur asem yang tak habis siang itu, ia menemukan sebuah kotak kecil, dan segera ia keluarkan. “Wah…. Bapak dapat kue juga ini??” “
Kuenya kecil ga apa-apa ya Pak??” Malah saya yang penasaran dengan kue yang dibeli putri kami di Detos Mall, Depok. “
Wah, kayaknya enak nih kuenya….” Saya bersegera mengambil
cake mini rasa lemon bertabur beberapa keping biji almond itu, dan mempersiapkan pisau untuk memotongnya. Kue mini itu tak berapa lama kemudian sudah kupotong-potong lagi dan dibagi 5, yang adalah sejumlah penghuni rumah hari ini. Di bawah kue itu terlampir secarik kertas petunjuk seperti pola sebelumnya. CLUE 4 Hadiah ada di dalam kamar Mutia Suami saya berjalan menuju kamar putri kami yang pintunya terbuka. Dan jreng-jreeeeeeng! Tepat di lantai kamar, sebuah paper bag warna biru tergeletak manis menunggu dibuka. Pasti Mutia sudah hafal warna kesukaan Bapaknya. Dan ketika paper bag dibuka, sebuah kartu kecil tersedia di sana, yang lalu dibacanya keras-keras.
Untuk : Bapak HAPPY BIRTHDAY Bapak, Selamat Ulang Tahun Tia sama Ibu sayang Bapak Dari sekian hadiah yang telah disediakan, sebenarnya hanya hadiah ini yang saya turut andil menyiapkannya. Itupun sekadar menemani merealisasikan ide putri kami. Pulpen Parker dan Buku Notes. Hadiah kedua, lagi-lagi ia dapatkan di Depok, dekat kost kakak sepupunya. Sementara, tentang Pulpen Parker ini memang telah kami beli beberapa hari lalu. Ketika itu putri kami berujar : “
Bu, kan sebentar lagi Bapak mau ulang tahun. Kita kasih hadiah yuuuk!” “
Ohh.. ide bagus juga sih. Tapi ga usah yang mahal-mahal ya!” Naluri emak-emak saya keluar. Penghematan. Terlebih ini hanya untuk acara seru-seruan. Bahkan kami yang terlahir dan besar di pedesaan tak pernah mengenal acara-acara kejutan ulang tahun. Kami terbiasa melewati waktu tanpa banyak membuat prasasti untuk mengenangkan sebuah peristiwa. Ulang tahun demi ulang tahun yang berganti puluhan kali bahkan seringkali terlewat untuk sekadar kami ingat jika tak ada sahabat yang mengingatkan dengan sekadar ucapan dan doa-doa yang dipanjatkan. Itu pun tak pernah benar-benar terasa khusus karena nilai-nilai yang dilesakkan oleh orang tua kami, doa itu adalah serupa lilin yang menerangi sepanjang hari. Doa yang dibaca dalam shalat itulah doa paling penting yang harus kami hayati. Termasuk pengakuan diri yang mengiringi setiap doa yang biasanya efektif untuk menundukkan hati. Bahwa hidup dan matiku hanyalah untukNya, Allah SWT, Tuhan Semesta Alam. “
Bu…. Tidak apa-apa beli pulpen yang agak bagus aja. Pake aja uangku yang kutitip di Ibu ya….” Kalimatnya cukup mengundang haru. Setiap momen lebaran memang ia mengumpulkan angpow dari kerabat dan saudara, dimana uang tersebut ditabung di sebuah bank. Dan karena usianya yang baru 10 tahun, ATM dan bukunya kusimpan. “
Hehehe….gitu ya Nak…! Ya sudah, Ibu ikut aja. Ga apa-apa, Ibu yang bayar deh. Kan Mutia yang udah menyumbang ide…” Hati saya luluh demi mendengar niatnya. Lagi pula, sayang juga mengganggu gugat sedikit dana yang ia simpan. Bukankah kesadaran untuk menabung saja seharusnya sudah harus saya syukuri sebagai orangtuanya? Dari berbagai jenis pulpen yang tersedia, tentunya saya memilih harga yang paling minimum saja. Yang tak sampai harus menguras seluruh isi dompet saya..hehe. Maka ketika suami saya mendapatkan hadiah terakhir, ia berseru “
Alhamdulillah….. Bapak suka sekali pulpennya sayaaang. Ini bagus sekali. Bisa buat Bapak menandatangani cheque di kantor…!” Untuk anggota ‘Direktur Mumet’ seperti kami, meskipun kesulitan demi kesulitan cash flow masih harus sering kami lalui, tapi menandatangani buku cheque dan giro adalah salah satu kegiatan yang memang tak pernah terlintas di masa kami kecil pastinya. Waktu yang terus berjalan telah memberi tahu kami akan banyak hal. Bahwa harta tak harus berujud lumbung-lumbung padi yang terisi penuh bahkan di musim paceklik tiba. Bahwa uang mengalir sederas sungai yang berdesakan menuju muara. Dan nilai hidup manusia bukan terletak pada apa yang sempat mampir dan bertahan lama dalam genggamannya. Namun terlebih pada azas manfaatnya. Semakin sering dana berputar, dan semakin banyak periuk nasi yang mengepul karena upaya yang dilakukan dalam ranah perputaran itu, maka semakin ia memiliki makna. Kedatangan uang atau rizki yang begitu cepatnya, seiring dengan tak kalah cepatnya ia larut dan terdistribusi ke berbagai hal sehingga tak tersisa nyata amat kami nikmati sebagai sebuah karunia. Biarlah ia datang dan pergi sesuai kehendakNya. Karena yang harus kami lakukan adalah menjalani proses demi proses dengan sebaik yang kami bisa untuk menangkap makna hidup itu sendiri. Begitulah….. Putri kami telah menciptakan sebuah momen bahagia untuk kami semua dengan kejutan kecil yang ia siapkan sedemikian rupa. Dengan ide-ide kreatifnya, ia telah menorehkan sebuah cerita manis di hati kami. Semoga Allah menunjukinya selalu, dan memperkenankan kami untuk mendampingi tumbuh kembangnya sehingga kelak menjadi manusia yang mampu memberi arti di banyak hati. PS : Kado dariku untuknya hanyalah susunan kata yang semoga membekas di hatinya yang antara lain tersimpan di sini :
http://ditawidodo.wordpress.com/2013/10/18/kita-dan-6-diary-usangmu/Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Catatan Selengkapnya