[caption id="attachment_317764" align="alignnone" width="447" caption="Cak Lontong - ILK"][/caption]
Dalam keluarga kami, hanya beberapa acara televisi lokal yang kami tonton. Mungkin bisa dihitung dengan jari. Salah satunya adalah ILC – Indonesia Lawyer Club ( TV One) yang memang mengangkat tema-tema terkini dengan sejumlah nara sumber yang akan menambah wawasan kita dalam melihat masalah-masalah terkait hukum yang tengah dihadapi bangsa ini.
Berbagai jenis tayangan komedi yang ada, tak ada satupun yang cukup mengambil hati, sampai akhirnya suatu hari tanpa sengaja, saya menyimak sekilas ILK – Indonesia Lawak Klub dengan host Denny Chandra. Tayangan yang merupakan parodi dari ILC dan berdurasi 60 menit ini cukup menarik, kocak dan menghibur.
ILK yang ditayangkan di Trans 7 tersebut menghadirkan para pelawak dan bergabung dalam satu forum diskusi untuk membahas isu-isu terkini. Â Masing-masing mereka membawa komunitasnya yang juga sengaja dibuat nama lucu-lucuan. Para pembicara utamanya antara lain Komeng, Fitrop, Cak Marwoto, dan beberapa personil stand up comedy serta Cak Lontong.
Kehadiran Cak Lontong dengan mengemukakan hasil riset dari data-data yang diperolehnya sepertinya benar-benar ditunggu oleh para pemirsa ILK. Meski data-datanya selalu nyleneh dan kadang tidak berhubungan sama sekali dengan topik pembahasan, namun penyampaian ‘khas’ pria bertubuh tinggi besar, bertampang serius dan dengan aura kewibawaan yang dibawanya, menjadikan apa saja yang dikatakannya menjadi sangat kocak.
Mungkin kalimat serupa jika disampaikan oleh orang lain tidak akan mengundang tawa. Tapi di tangan Cak Lontong, seolah kalimat-kalimat sederhana menjadi lebih bernyawa dan pada akhirnya membuat kita tergelak mendengarnya.
Misal ;
Hasil penelitian saya di London, membuktikan bahwa 100% pelanggaran lalu lintas itu terjadi pada rambu-rambu yang sudah terpasang.
(Ya iya laaaah…X_X. haha ).
Cak Lontong : Dari hasil survey yang saya lakukan, 100% masyarakat Indonesia menyukai musik dangdut.
Denny Chandra : Kok bisa? Memangnya dimana Anda melakukan survey itu?
Cak Lontong : Di konser dangdut!
( Gubraaaak! Hahaha. Ini menggarisbawahi statemen lainnya, bahwa hasil survey memang amat berhubungan dimana tempat pengambilan data berada. Koplak! :D)
Meski demikian ‘ngawurnya’, Cak Lontong diakui banyak pihak sebagai magnet bagi ILK. Ya kalau tidak ngawur bukan lawak namanya kan? Hihihi
Komeng yang memegang peran tetap sebagai komentator, sebetulnya selama ini juga cukup menambah semarak suasana dengan kecerdasan dan kecepatan respons ataupun memberikan umpan kalimat-kalimat provokatifnya.
Namun ada sedikit kritik untuk ILK, baiknya Komeng diberi arahan agar memperhalus kalimat-kalimatnya supaya tidak terjerumus pada hal-hal negatif yang akan merusak citra ILK sendiri. Kalimat-kalimat yang menjurus ke arah pornografi ataupun hal-hal yang tak pantas semestinya dihilangkan agar lawakan yang dihadirkan tetap lucu, tanpa mengesampingkan unsur edukatif. Ini saya tangkap di ILK edisi 28 Maret 2014 – Anak dan Mainan.
ILK tayang setiap Senin-Jum’at jam 21.30 WIB. Bagi yang tidak sempat melihat televisi, Anda bisa sejenak melepas penat dan menikmati hiburan segar di ILK versi Youtube!
Salam lemper untuk Cak Lontong! haha
Note : Sekadar info saja, tulisan ini terinspirasi setelah pagi ini saya membaca ulasan Ibu Majawati Oen  tentang ILK di Kompasiana Cak Lontong narasumber yang dinanti di ILK. :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H