Mohon tunggu...
Dita Widodo
Dita Widodo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha. Praktisi urban garden dari 2016-sekarang. Kompasiana sebagai media belajar dan berbagi.

1996 - 2004 Kalbe Nutritional Foods di Finance Division 2004 - 2006 Berwirausaha di Bidang Trading Stationery ( Prasasti Stationery) 2006-sekarang menjalankan usaha di bidang Travel Services, Event Organizer dan Training Consultant (Prasasti Selaras). 2011 Mulai Belajar Menulis sebagai Media Belajar & Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dua Buah Email Mengesankan di hari Jumat

29 Juli 2012   14:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:28 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13446956101287460146

“mudah - mudahan ini jadi inspirasi saya yang sekarang sedang terpuruk dalam hidup” (http://ditawidodo.wordpress.com/2012/07/11/chairul-tanjung-si-anak-singkong/#comments) dan “Jum'at hari ini indah, bulan ramadhan mungkin saatnya saya buka hati ini bahwa peluang bisnis ada dimanapun kapanpun” (http://ditawidodo.wordpress.com/2012/07/09/peluang-usaha-bertebaran-di-depan-mata-2/#comments) Dua buah komentar tulisan yang masuk ke handphone saya di hari Jum’at, 27 Juli 2012 saya baca berulang kali dengan berbagai perasaan yang tak dapat saya diskripsikan dengan sempurna di sini. Antara setetes rasa bahagia karena tulisan di blog yang saya beri nama “Kelas Bebas Tanpa Batas” ini telah mulai menyebarkan virus pembelajaran dan memberikan nyala lilin kecil di tengah gelapnya malam. Ada rasa haru yang menyeruak muncul, membayangkan si pembaca sedang bersiap menata kembali serpihan puzzle yang tercecer....dan dengan semangat baru mengumpulkannya untuk merangkai kata-kata yang diperjuangkan banyak orang di muka bumi ini, yang adalah : sukses, bahagia, sejahtera atau hidup cukup. Saya terdiam untuk sejenak menebak-nebak. Problema seberat apakah yang tengah dihadapi sahabat di seberang sana? Ya sahabat....serta merta saya menganggapnya adalah seorang sahabat ;kawan perjalanan, meski baru mengenalnya dengan 2 buah kalimat sederhana yang dikirimkan. Dalam hati saya berdoa dengan setulus hati, semoga Allah melapangkan jalannya, membukakan pintu-pintu yang sebelumnya tidak pernah tau bahwa itu ada. Dunia yang luas ini rasanya telah menjelma menjadi desa yang sempit dan kadang terasa seperti ada dalam genggaman tangan kita...ada di jari-jari kita. Menciutnya dunia karena tekhnologi informasi inilah yang mempertemukan manusia yang secara jarak mungkin ribuan hingga jutaaan kilometer. Manusia yang berada di kota, pulau, benua, hingga belahan dunia yang berbeda pun memungkinkan bertemu hanya dengan ketikan tuts di keyboard komputer ataupun handphone. Semoga melalui kemajuan tekhnologi hasil karya manusia-manusia terdepan inilah kita akan saling berinteraksi dengan orang-orang yang kita butuhkan, sebagai sahabat, kawan seperjuangan, teman perjalanan, dalam satu ruang kelas yang tanpa batas. Siapapun adanya, pastilah sahabat si pengirim email adalah seseorang yang sedang meluruskan ikhtiar menggapai hari depan yang lebih baik. Di sini, saya pun belum layak dijadikan referensi. Itu pasti. Belum banyak pencapaian yang patut dijadikan teladan yang berarti. Itu jelas. Oleh sebab itu, saya tak hentinya ingin mengajak menjadi partner belajar, dan bukan menempatkan diri sebagai guru....Marilah menjadi murid yang selalu sibuk mencari guru dan belajar kepadanya.... Berbagi dan saling menguatkan, agar kaki-kaki kita tak lelah berjalan, mengarungi jalananan yang mungkin penuh tikungan, terjal, bertebaran kerikil tajam, tanjakan, turunan yang curam dan seterusnya. Allah telah menyediakan guru-guru yang tersebar di sekeliling kita. Sesungguhnya kita hanya perlu memulainya dengan menjadi pembaca yang baik. Sekali lagi, Iqra! Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Membaca dengan segenap rasa dan akal pikiran adalah jalan yang telah ditunjukanNya pada kita, manusia. Bukan rahasia lagi, bahwa orang-orang hebat dan sukses itu mempunyai modal awal yang sama sebagai manusia, yaitu waktu 24 jam. Jika hasil akhir pencapaian seseorang berbeda, tak lain yang membedakan adalah SEMANGAT-nya. Semangat belajar, semangat berjuang, semangat memaksakan diri membulatkan tekad maju ke medan perang, semangat berintrospeksi, semangat berbagi....dan nyaris tak ada yang tak bisa jalan selama semangat terus kita nyalakan. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Kita semua sepakat. Bermanfaat ini tentunya mempunyai artikulasi yang sangat luas, dan meliputi berbagai bidang kehidupan. Namun demi menyambungkan dengan topik email yang saya terima di atas, dalam hal ini anggaplah yang dimaksud bisa bermanfaat adalah mereka yang tidak hanya cukup dapat menghidupi diri dan keluarga, tapi juga dapat menjadi kran bagi aliran rizki yang diturunkanNya bagi orang lain. Orang ini sering disebut-sebut sebagai satu ciri orang yang sukses, meski ukuran sukses itupun semacam pasal karet. Bisa memanjang dan memendek sesuai persepsi dan menggunakan kaca mata pandang mana. Namun percayalah, untuk menjadi sukses, kita semua harus mulai dari menjadi manusia yang mandiri. Bisa mencari penghidupan untuk diri sendiri. Lalu naik dengan memberikan manfaat bagi keluarga dan baru kepada orang lainSatu per satu tahapan itu harus kita jalani. Bagi kita yang mungkin baru pada step pertama atau kedua, tentu adalah hal yang  sangat penting untuk kita catat bahwa menjadi kuat, besar dan tumbuh dengan alami, dengan investasi waktu yang mungkin lama adalah pilihan terbaik yang harus kita ambil. Percayalah, orang-orang yang memilih mendapatkan kesuksesan dan kekayaan dalam waktu instantdengan menghalalkan segala macam cara adalah PRIBADI YANG RAPUH. Kebahagiaan semu yang pastinya harus dibayar dengan sebuah hargamengorbankan harga diri di hadapan Sang Maha Melihat. Semoga kita semua terhindar dari hal-hal sedemikan. Untuk itu, mari nikmati perjuangan ini dengan suka cita, karena yakin bahwa Sang Maha Mengetahui pasti akan membukakan berbagai jalan bagi hamba-hambanya yang terus berusaha dengan jalan yang baik lagi benar...:) Semoga Allah mengabulkan setiap doa yang naik ke langit di bulan Ramadhan yang mulia ini. Semoga Allah, menjadikan kita semua, manusia yang tak pernah putus akan rahmatNya yang Maha Luas. Amien YRA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun