Mbak,
Jika hari ini aku pulang terlambat,
Mungkin lebih baik begitu,
Supaya tak pernah kutatap punggungmu berlalu di ujung jalan,
Ya, selalu cepat dan berat sebuah kepergian,
Mbak,
Tak usahlah kau berpamit,
Kuanggap kau tak pernah pergi,
Sebagaimana tak satu pun salam perpisahan kulepaskan,
Karena pedih dan sedih hanya akan beratkan langkahmu menjemput hari depan.
Tenang Mbak,
Aku akan baik-baik saja,
Meski kutahu rumah ini kan sepi tanpa namamu di daftar absen,
Tak ada lagi riuh rendah berburu paman google tuk mencontek resep masakan,
Tak ada lagi hiruk pikuk menikmati rujak uleg keroyokan
Tak ada lagi refleksi tanganmu berpadu obrolan ringan
Tak kan lagi hari sama seperti kemarin,
Mbak,
Tak banyak kumampu membekalimu,
Kecuali sedikit ilmu yang mungkin suatu hari kan kau perlu,
Tak mampu menawarkan apa pun selain kekerabatan yang tak pernah lekang,
Ketika tangan terbuka tuk menyambutmu kapan pun kau kan datang
Mbak,
Kusampaikan kini bahwa kutahu kau pribadi teladan,
Kau tak sepolos yang kubilang,
Motifmu amat beragam,
Kau jujur, kau tulus, kau hebat!!
Terimakasih untuk semua yang kau dedikasikan.
Hanya doa-doa kukirim sepenuh ketulusan.
Kutunggu kabar bahagiamu di hari mendatang
*Catatan melepas Mbak pulang ke kampung halaman :(:(:(
DW, 9 Januari 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H