Mohon tunggu...
Dita Widodo
Dita Widodo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha. Praktisi urban garden dari 2016-sekarang. Kompasiana sebagai media belajar dan berbagi.

1996 - 2004 Kalbe Nutritional Foods di Finance Division 2004 - 2006 Berwirausaha di Bidang Trading Stationery ( Prasasti Stationery) 2006-sekarang menjalankan usaha di bidang Travel Services, Event Organizer dan Training Consultant (Prasasti Selaras). 2011 Mulai Belajar Menulis sebagai Media Belajar & Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kekalahan yang Membahagiakan

7 Oktober 2012   10:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:08 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalimat pembelaan diri dari tamu saya mulai mengalir dengan beberapa catatan ketidaksinkronan yang hanya cukup saya simpan dalam hati.

”Mari kita bicara sebagai teman Pak,... Kita tidak bisa hanya teriak-teriak melawan korupsi, mengkritik para pejabat dan orang lain jika kita sendiri tidak bisa memulai dari hal yang kecil. Dari yang terdekat dari jangkauan kita. Dari diri sendiri.

Saya yakin setiap kita mempunyai filter paling jernih yaitu hati nurani. Saat kita mengingkarinya, dan seolah tidak tahu bahwa hal yang kita lakukan sejatinya adalah sebuah perbuatan dosa, pasti ada ketidaknyamanan di sana. Jangan sampai karena kita merasa tidak tahu, atau tidak mau tahu, Allah akan memberi tahunya saat kita telah berada di alam kubur. Dimana kita tahu, tidak ada jalan untuk kembali memperbaikinya.

Apa saya tidak butuh pekerjaan? Sangat butuh pastinya. Apa saya juga tidak memikirkan bagaimana operasional dan perkembangan perusahaan? Tentu saya sangat konsen dan masih terus berjuang untuk itu. Tapi saya masih yakin bahwa saat kita berikhtiar untuk memunguti rizki yang halal dan berkah meski mungkin itu lebih kecil nilainya, InsyaAllah Dia akan memberikan kemudahan dalam setiap langkah kami.

Bukan sekali dua kali kami terhimpit dalam kesulitan, tapi Alhamdullillah selalu saja Allah datang mengulurkan pertolonganNya. Dan kami akan terus berharap dan tak kan pernah berputus asa akan rahmatNya yang luas, meski jalanan terjal berliku memang harus kami lewati.

Bukankah kita tidak akan dicatat mati sebagai orang kaya atau miskin? Proses menjalani detik demi detik dalam perjalanan hidup itulah yang akan kita pertanggungjawabkan di hadapanNya.

Mohon maaf jika saya cukup berpanjang lebar di sini. Tapi saya berterimakasih telah diberikan kesempatan untuk ikut dalam tender ini. Silaturahim seperti ini adalah hal yang menggembirakan bagi saya dan teman-teman tentunya.

”Iya Bu...benar sekali. Memang kadang sulit sekali melawan arus yang sangat deras. Saya tidak punya kuasa apa-apa di tempat kerja dibanding Pak A yang telah puluhan tahun lebih dulu ada di sana”

Tamu saya itu mulai bimbang untuk mendukung atasannya, ataukah mengikuti kata-kata saya yang jelas sangat standard dan klise terdengar.

”Hidup adalah pilihan Pak.... silakan Bapak memilih jalan yang menurut Bapak terbaik...Dan mohon maaf jika Bapak kurang berkenan dengan apa yang saya sampaikan. Jadi, tolong sampaikan ke atasan Bapak. Silakan pakai EO lain, karena kami tidak bisa membantu kepentingan beliau. Kami hanya dapat memberikan harga terbaik, dan menawarkan program yang maksimal saja. Kalau sekedar makan-makan saja sih ya hayolah....Ga akan sampai merugikan perusahaan Bapak. He he he...

Karena hari sudah malam, saya pamit dulu. Silakan dilanjutkan ngobrol dengan rekan saya”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun