EKSPETASI INFLASI adalah faktor yang dipengaruhi oleh persepsi dan harapan masyarakat serta pelaku ekonomi terhadap tingkat inflasi di masa depan. Faktor ini dapat mempengaruhi keputusan konsumen, investor, dan pelaku ekonomi lainnya. Ekspetasi Inflasi memiliki 2 jenis yakni Ekspektasi inflasi adaptif adalah ekspektasi inflasi didasari oleh pengalaman masa lalu atau data historis. Sementara, Ekspetasi inflasi forward looking adalah ekspektasi inflasi yang didasarkan pada analisis dan perkiraan terhadap faktor-faktor ekonomi dan kebijakan yang mempengaruhi inflasi di masa depan.
Dampak INFLASI bagi Ekonomi
Bank Indonesia menjelaskan, inflasi yang rendah dan stabil merupakan perasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.
1. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.
2. Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.
3. Tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai Rupiah. Sementara keempat, kestabilan harga memiliki peran penting dalam mendukung upaya menjaga stabilitas sistem keuangan.
Perhitungan dan Pengendalian INFLASI
Badan Pusat Statistik sendiri menghitung inflasi menggunakan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau indeks pengeluaran. IHK meliputi pengeluaran bahan makanan dan makanan jadi, minuman, dan tembakau. Komponen perhitungan IHK lain adalah pengeluaran perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan dan sarana transportasi dan komunikasi. Data tersebut didapatkan oleh BPS melalui Survei Biaya Hidup (SBH) yang rutin dilakukan.
Berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemeritah Untuk mengendalikan INFLASI
1. Menetapkan target inflasi untuk menentukan kebijakan moneter. Target ini biasanya ditetapkan oleh Bank Indonesia.
2. Menggunakan instrumen moneter seperti tingkat suku bunga, jumlah uang beredar, atau intervensi pasar untuk mengendalikan inflasi. Bank sentral dapat coba menurunkan tingkat suku bunga atau meningkatkan jumlah uang yang beredar untuk meningkatkan minat pasar.