Mohon tunggu...
Milisi Nasional
Milisi Nasional Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Akun twitter @milisinasional adalah reinkarnasi baru dari akun twitter @distriknasional yang jadi korban totalitarianisme firaun anti kritik.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Prabowo Unggul Survei di Kota Besar

25 Februari 2019   17:59 Diperbarui: 25 Februari 2019   18:10 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkat pembawaan yang tenang dan penuh kesabaran Capres Prabowo Subianto menuai banyak pujian. Pada debat Capres kedua sikap debat Prabowo dinilai penuh prinsip. Betapa tidak, meski dikorek-korek hal personal Prabowo tetap tenang, tidak membalas hal tersebut. Bahkan Prabowo tidak ragu menujunkan sikap apresiatif dan respect terhadap keberhasilan pemerintah sekarang. Sikap dabat yang begitu luhur itu menunjukan kuatnya karakter Prabowo Subianto. Prabowo memang sebelum debat telah menentukan sikap, bahwa dirinya tidak akan berdebat dengan tujuan  gawe wirang (bikin malu), juga tidak ingin ngasorake (merendahkan). Sikap itu menunjukkan keluhuran budi dalam pergaulan politik yang saat ini sarat dengan ketegangan dan kebencian.

Berkat kesabaran dan ketenangan dalam berdebat itu Prabowo pun banyak menuai simpati publik yang secara signifikan berpengaruh pada elektabilitas Prabowo Subianto. Bedasarkan data statistik elektabilitas Prabowo melonjak secara tajam, bahkan di Sumatera berdasarkan hasil Survei LSI Denny JA Prabowo unggul di banyak kota, salah satunya di kota Palembang,  Sumatera Selatan. Sumatera Selatan dinilai menjadi basis terkuat pendukung Prabowo Subianto. Elektabilitas Prabowo-Sandi melonjak dari sebelumnya tertinggal 37,1 persen pada September 2018. Kini melasat ke angka  44,8 persen, sementara Jokowi-Ma'ruf hanya 37,6 persen, jauh meninggalkan pasangan petahana.

Tren elektabilitas pasangan calon memperlihatkan pasangan Prabowo-Sandiaga naik, Jokowi-Ma'ruf mengalami penurunan. Jelas debat pilpres sangat berpengaruh mempersepsi pandangan publik terkait pemilihan Capres. Ketua Umum BPN Prabowo - Sandi, Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso pun secara penuh percaya diri bahwa pasangan Prabowo-Sandi akan unggul dalam pemungutan suara pada Pilpres 17 April 2019 mendatang.

Di daerah Timur Indonesia pun terjadi tren perubahan pemilih, pasangan petahan tidak lagi secara kuat mendominasi beberapa daerah yang dulu menjadi lumbung suara kemenangannya. Pembangunan infrastuktur yang diberitakan secara masif di Indonesia Timur, dianggap masyarakat tidak terlalu berdapak pada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Hal tersebut menjadi pemicu berpindahnya pilihan suara ke pasangan Prabowo-Sandi yang secara tegas akan merealisasikan pemerataan pembangunan, bukan hanya infrastruktur tapi juga pemulihan dan peningkatan laju perekonomian masyarakat.  yang berlangsung di Gedung Islamic Center, Kota Ambon, Maluku

Kesulitan yang terjadi secara multi demensi pun menjadi pemicu masyarakat untuk bekerja secara swadaya dalam menggalah suara untuk kemenangan Prabowo-Sandi. Masyarakat secara langsung merasakan lesunya gairah perekonomian didaerahnya dan mereka sudah tidak betah dengan kondisi seperti itu, ingin secara segera melakukan perubahan.

Di pulau Jawa, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur pasangan Prabowo-Sandi juga mendapatkan apresiasi secara positif dari masyarakat. Bahkan di Jawa Tengan yang terkenal sebagai 'kandang banteng' sedikit demi sedikit mitos tersebut mulai diruntuhkan. Banyak masyarakat berhijrah memindahkan pilihan politiknya. Memang masyarakat mengakui benar pembangunan jalan tol terlihat secara nyata, tapi justru pembangunan tersebut memotong sendi-dendi perekonomian yang selama ini menjadi tumpuan mata pencariannya. Banyak para pedagang di Brebes mengeluhkan pembangunan jalan tol secara tajam menurunkan omset pemasukannya dalam berjualan, sebab para pejalan tidak lagi singgah di warungnya lagi.

Secara jujur memang infrastruktur pembangunnanya terlihat meningkat di bawah pemerintahan petahana, tapi pembangunan tersebut justru berbanding terbalik dengan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Pembangunan infrastruktur seperti jalan tol justru membuat kemunduran secara ekonomi bagi masyarakat.

Berkaca dari hal tersebut masyarakat paham bahwa solusi dari keterpurukan ekonomi ini hanyalah ada dua jawabannya. 2019 Ganti Presiden atau 2019 Pilih Pemimpin Baru.

Sumber:
CNN Indonesia
Merdeka.com
Detik.com
Detik.com
Gatra.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun