Benarkah Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin Ipang Wahid berada dibalik penyebaran tabloid Indonesia Barokah? Dari jejak digital yang terekam, juga ramainnya tuduhan netizen yang dialamatkan pada dirinya Ipang Wahid memberikan klarifikasi. Ipang Wahid mengaku tidak terlibat dalam penerbitan dan penyebaran tabloid Indonesia Barokah.
Tapi pada sisi lain Ipang mengaku bahwa benar domain website Indonesiabarokah.com itu memang terkait dengan pekerjaan sebagai konten kreator yang dia lakukan. Website indonesiabarokah Ipang akui adalah open platform media dakwah secara kreatif yang mempersilahkan siapa saja untuk mengirimkan konten atau konsep kreatif yang mereka miliki, selama tujuannya untuk kebaikanTapi secara tegas Ipang Wahid menyangkal adanya keterkaitan antara tabloid Indonesia Barokah dan website indonesiabarokah.com. Â
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiande mengatakan nama Ipang Wahid patut dicurigai sebagai orang di belakang tabloid itu. Pasalnya ada jejak digitalketerlibatan Ipang Wahid pada website tersebut. Terlebih adanya kesamaan logo antara website indonesiabarokah.com dengan tabloid.
Sepertinya tabloid Indonesia ini adalah lagu lama yang ingin kembali dimainkan, tapi kalo ini oleh kubu petahana. Baru beberapa waktu lalu kita sempat geger dengan pengakuan mantan Eks politikus Partai Gerindra La Nyalla Mattalitti. La Nyalla Mattalitti yang merupakan mantan pendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2014 lalu, menjabarkan bagaimana produksi fitnah dan hoaks dibuat untuk menyerang lawan politik dengan cara menyebarkan tabloid Obor di Jawa Timur dan Madura.
Atau jangan-jangan ini adalah operasi pemerintah melalui Badan Intelijen Negara dalam upaya melakukan tidakan deradikalisme yang memapar sejumlah mesjid yang punya potensi menjadi basis orang-orang radikal? Belum jelas juga, apa yang terbaca melalui Indonesia Barokah adalah adanya upaya "mencerahkan" masyarakat secara persuasif untuk tidak tenggelam dalam fanatisme sempit dengan kemasan agama, dengan jalan menyerang kelompok oposisi.
Sampai saat ini kita sama-sama masih menunggu kejelasan bagiaman episode selanjutnya dari tabloid Indonesia Barokah yang oleh Dewan Pers telah dipersilahkan untuk diusut. Akankah kali ini pemerintah akan responsif dan bekerja taksi untuk mengungkap kasus yang berpotensi menggerus elektabilitasnya sendiri? Atau hanya akan dikubur kasusnya dengan pengalihan isu? Mari kita tunggu bersama, semoga tidak ada Jaenudin yang ngacirooo.
Sumber: